TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius angkat suara perihal maraknya serangan teror di dunia akahir-akhir ini. Menurutnya, dibandingkan negara-negara lain, Indonesia memiliki kelebihan dalam hal penanganan dan deteksi teror.
"Meskipun rentang geografis kita luar biasa, kita mampu kendalikan. Itu artinya kemampuan deteksi juga baik," ujar Suhardi usai menghadap Presiden Joko Widodo, Senin, 10 April 2017.
Baca: Insiden Teroris Tuban, Jokowi Panggil Kepala BNPT
Adapun sejumlah aksi teror terjadi di luar negeri beberapa bulan terakhir ini. Salah satu di antaranya adalah serangan teror di London Inggris pada Maret 2017 yang menewaskan belasan orang.
Serangan teroris terbaru terjadi di Stockholm, Swedia. Di sana, sebuah truk menabrak kerumunan orang di pusat perbelanjaan kota Stockholm. Informasi terakhir, tiga orang tewas dalam kejadian tersebut. Pemerintah Swedia menutup sementara sejumlah moda transprotasi atas alasan keamanan.
Sementara itu, di Indonesia, kepolisian berhasil melakukan pengejaran terhadap terduga-terduga teroris dalam tiga hari terakhir. Pada hari Jumat 7 April 2017, kepolisian berhasil menangkap tiga terduga teroris di Lamongan, Jawa Timur. Hari berikutnya, Sabtu 8 April 2017 enam terduga teroris tewas dalam baku tembak dengan Kepolisian di Tuban, Jawa Timur.
Baca: Kejar Teroris Tuban, Polisi Ini Baru Sadar Tertembak Esok Paginya
Suhardi mengaku tidak ingin sombong atas pencapaian Indonesia sejauh ini. Ia berkata, kesiapsiagaan terhadap teror atau penyebaran paham radikalisme masih harus ditingkatkan. Sebab, ujar dia, teroris akan terus memperbarui modus operandinya. Dia mencontohkan, paham-paham radikal kini lebih mudah masuk ke anak-anak. Generasi muda sekarang, ucap dia, lebih mudah mengakses berbagai informasi terutama dengan adanya internet.
Baca: Ini Pesan Buya Syafii Maarif ke Kapolri Soal Ancaman Radikalisme
"Kemungkinan terpapar (paham radikal) itu tetap ada. Buktinya, deportan-deportan (terduga teroris) kemarin pendidikannya pada bagus-bagus," ujar Suhardi.
ISTMAN MP