TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah kalangan yang terdiri dari artis, publik figur, profesional hingga aktivis mendatangi Museum Kebangkitan Nasional guna menyerukan Deklarasi Gerakan Kebangkitan Nasional Jilid II.
Acara ini diselenggarakan di Museum Kebangkitan Nasional, Senen, Jakarta Pusat pada hari ini, mulai pukul 10.00 WIB hingga 12.00 WIB.
Baca: Deklarasi Gerakan Kebangkitan Nasional Jilid II Digelar Hari Ini
Pada pukul 11.15 WIB, dua presenter Isyana Bagoes Oka dan Lathifa Al Anshori memimpin pembacaan deklarasi bersama penggagas Gerakan Kebangkitan Nasional Tahap II di depan para peserta deklarasi secara bergantian.
Baca: Hari Kebangkitan Nasional, Pengamat Politik: Jauhi Mental Bigot
Berikut adalah isi lengkap teks Deklarasi Kebangkitan Nasional Jilid II:
::: Kebulatan Tekad Untuk Merekat Rahim Bangsa yang Dikoyak
Pilkada DKI menorehkan luka dalam bagi kita, semua rakyat Indonesia. Bangsa kita dipaksa menghadapi polarisasi tajam dalam kemajemukannya. Keniscayaan Rahim Pertiwi dikoyak-koyak demi kepentingan ambisi politik sesaat.
Peringatan hari kebangkitan Nasional 20 Mei 2017 adalah momen menjahit dan merawat kembali ke-Indonesiaan yang majemuk. Dengan demikian ideologi radikal yang bertentangan dengan realita kemajemukan tidak mendapat tempat dalam kehidupan kita berbangsa.
Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka dengan ini kami mendeklarasikan Gerakan Kebangkitan Nasional Jilid II, yang bertujuan untuk:
1. Merawat dan memperkuat nasionalisme, persatuan, kesatuan, dan ke-Indonesiaan untuk maju sebagai bangsa yang beradab di dunia.
2. Menguatkan falsafah Bhineka Tunggal Ika, berdasarkan pada kesadaran asal usul bangsa Indonesia, yang berasal dari berbagai ras dunia, dan berevolusi menjadi suku-suku yang membentuk bangsa Indonesia.
3. Merawat dan memperkuat kembali sifat-sifat dasar bangsa kita yang saling toleran, saling menghormati, gotong-royong, musyawarah dan mufakat.
4. Menegakkan penghormatan terhadap hak-hak asasi yang dijamin dalam UUD 1945 dan Undang-Undang turunannya: hak untuk dipilih dan memilih tanpa didasarkan pada SARA, hak mengutarakan pendapat sesuai hati nurani, kebebasan berbicara, serta perlindungan terhadap diskriminasi SARA dan gender.
5. Mencegah manipulasi isu SARA untuk dipakai sebagai kendaraan politik untuk memenangkan pemilu, pilkada, dan berbagai bentuk pemilihan dan pemimpin di segala bidang dan wilayah, dan harus dilarang.
6. Menegaskan kembali komitmen partai-partai politik dan organisasi massa untuk tidak menggunakan isu SARA dalam mencapai tujuan politik dan menghormati serta melindungi keberadaan dan hak-hak asasi seluruh kelompok masyarakat.
Gerakan ini kami lakukan dengan cara damai melalui pendidikan warga dan advokasi kebijakan pemerintah maupun legislatif.
Jakarta, 3 Juni 2017
Gerakan Kebangkitan Nasional Jilid II
Tertanda Penggagas
Catharina Widyasari
Charles Meikyansah
Cherry Sriwidjaja
Emmy Hafild
Ery Sandra Amelia
Premita Fifi
Henny Supolo
Intan Abdams Katopo
Isyana Bagoes Oka
Ita F Nadia
Kartini Syahrir
Lathifa Al Anshori
Krishna Dewanti
Mayang Setyadi
Monang Tambunan
Neng Dara Affiah
Nong Darol
Olga Lidya
Purnama Sitompul
Ratih Ibrahim
Rerie Moerdijat
Ruby Khalifah
Rita Kolibonso
Saparinah Sadli
Sulistyani
Triana Dewi Seroja
Virgie Baker
Yuna Nasution
DESTRIANITA