TEMPO.CO, Jakarta - Desakan untuk membentuk tim independen yang bertugas mengusut penyerangan terhadap Novel Baswedan muncul bukan tanpa alasan. Sejumlah kasus penyerangan dan pembunuhan aktivis dan orang-orang yang terlibat dalam pemberantasan korupsi kerap mandek di kepolisian.
1. Hilangnya Wiji Thukul
- Sekitar 1996–1998
- Penyair dari Partai Rakyat Demokratik ini belum jelas hilang di mana. Laki-laki yang kerap mengkritik pemerintahan Presiden Soeharto tersebut sering menjadi target penangkapan. Beberapa saksi, termasuk rekan satu partainya, melihat Thukul berada di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, sebelum peristiwa bom Tanah Tinggi, 18 Januari 1998. (Baca: Peristiwa 1965, Penyintas, dan Anak Wiji Thukul)
2. Pembunuhan Fuad Muhammad Syafrudin alias Udin
- 16 Agustus 1996.
- Wartawan harian Bernas tersebut meningal setelah koma tiga hari. Dia mengalami luka parah akibat dihajar pelaku. Dalam pengusutannya, terdapat sejumlah kejanggalan seperti hilangnya beberapa barang bukti. (Baca: Pembunuhan Udin yang Gelap, dan Kepedihan Hati Marsiyem)
3. Penyerangan Tama Satrya Langkun
- 8 Juli 2010.
- Sekitar pukul 03.45, aktivis Indonesia Corruption Watch tersebut diserang beberapa orang pelaku di Jalan Duren Tiga, Jakarta Selatan. Penyerangan ini diduga berkaitan dengan aktivitas Tama yang sering bersuara mengungkap rekening janggal sejumlah jenderal kepolisian. Akibat peristiwa tersebut, Tama mengalami luka 29 jahitan di bagian kepala. Polisi belum berhasil menuntaskan kasus ini dengan dalih minim bukti. (Baca: Polisi Diduga Tahu Tama Jadi Target Penganiayaan)
4. Penembakan Matur Husairi
- 20 Januari 2015.
- Direktur Center for Islam and Democracy Studies tersebut ditembak di depan rumahnya di Kabupaten Bangkalan. Satu peluru mengenai perut pendiri Madura Corruption Watch tersebut hingga tembus ke pinggang. Pengusutan kasus ini berhenti.
BERBAGAI SUMBER | EVAN (PUSAT DATA DAN ANALISIS TEMPO) | FRANSISCO