TEMPO.CO, Yogyakarta - Marsiyem, isteri wartawan Harian Bernas, Fuad Muhammad Syafruddin atau Udin tak bisa menyembunyikan kepedihannya mengenang Udin. Marsiyem terbata-bata ketika memberi sambutan dalam pameran seni rupa bertajuk Tribute to Udin, Kamis malam, 27 Agustus 2015. Pameran yang berlangsung hingga 30 Agustus ini adalah rangkaian peringatan 19 tahun kematian Udin, yang diselenggarakan oleh Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta.
Marsiyem datang bersama dua anaknya, Zulaikha Dita Krisna dan Zulkarnain Wikan Jaya. Tahun demi tahun mereka lalui untuk menunggu kepastian hukum terhadap Udin. Gelap masih menyelimuti kematian Udin. “Jangan sampai kasus itu terulang menimpa orang lain,” kata Marsiyem.
Dia terus menjaga asa bersama orang-orang yang menuntut keadilan. Ia meyakini Udin dibunuh karena berhubungan dengan berita-berita yang dia tulis. Udin secara kritis banyak menulis isu-isu korupsi. Satu di antaranya adalah dugaan suap oleh Bupati Bantul Sri Roso Sudarmo kepada Yayasan Dharmais, untuk melicinkan jalan pencalonan kembali saat itu. Yayasan Dharmais dikelola Presiden Era Orde Baru, Soeharto.
Dwi Sumaji alias Iwik juga hadir memenuhi undangan AJI Yogyakarta. Iwik adalah orang yang pernah dijadikan tersangka oleh polisi sebagai pembunuh Udin. Iwik divonis bebas pada 5 Desember 1997 oleh hakim Pengadilan Negeri Bantul karena tidak terbukti membunuh Udin.
Tapi, polisi tetap meyakini pelaku utama pembunuhan Udin adalah Iwik. Keyakinan polisi itu bertentangan dengan keputusan hakim Pengadilan Negeri Bantul yang membebaskan Iwik dari dakwaan karena tidak ada dua alat bukti sah yang diperoleh penyidik. “Polisi merekayasa sedemikian rupa,” kata Iwik.
Pada Agustus ini, AJI Yogyakarta menggelar beragam acara untuk memperingati 19 tahun meninggalnya Udin. AJI Yogyakarta melakukan aksi diam bersama Koalisi Masyarakat untuk Udin di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta atau Gedung Agung pada 16 Agustus 2015. Ada juga pembuatan mural oleh street art di Jembatan Kewek.
Tepat di hari perayaan kemerdekaan 17 Agustus 2015 sore, acara berlanjut dengan ziarah ke makam Udin di Trirenggo, Bantul. Sejumlah sastrawan hadir, salah satunya penyair Joko Pinurbo. Ia secara khusus mencipta puisi berjudul Ziarah Udin yang ditulisnya pada malam sebelumnya.
AJI Yogyakarta juga menggelar seminar bertema Menghentikan Kekerasan terhadap Jurnalis dan Penuntasan Kasus Udin. Sepanjang pameran berlangsung workshop, pemutaran film tentang Udin dan kekerasan terhadap jurnalis, serta pentas musik.
SHINTA MAHARANI