TEMPO.CO, Magelang - Banyak warga, termasuk wisatawan nusantara dan mancanegara, berdiri di sepanjang tepi jalan antara Candi Mendut hingga depan Pintu 7 Taman Wisata Candi Borobudur yang sebagai pintu masuk umat Buddha bersama para biksu menjalani prosesi Waisak. Mereka berada di tepi jalan tersebut untuk menyaksikan jalannya prosesi pada Rabu sore, 10 Mei 2017.
Aparat keamanan gabungan berjaga-jaga di berbagai tempat di sepanjang jalur yang dilalui umat Buddha bersama para biksu saat berlangsung prosesi.
Baca : Prosesi Waisak, Ribuan Umat Budha Jalan Kaki Candi Mendut ke Candi Borobudur
Arus berbagai kendaraan umum dari Mendut menuju Candi Borobudur yang juga warisan budaya dunia, dibangun sekitar abad ke-8, masa pemerintahan Dinasti Syailendra, dialihkan ke jalur lain oleh petugas kepolisian.
Sekitar pukul 17.00 WIB, peserta prosesi tiba di pelataran Candi Borobudur. Berbagai kelengkapan pujabakti Waisak yang dibawa dalam prosesi diletakkan di altar besar dengan patung Buddha di pelataran tersebut.
Sejumlah biksu dan petinggi Walubi kemudian menyalakan lilin panca warna di altar itu.
Ketua Umum Walubi Siti Hartati Murdaya Poo mengatakan prosesi jalan kaki yang dijalani umat bersama para biksu, dari Candi Mendut ke Borobudur itu, sebagai kebiasaan umat Buddha dalam perayaan Waisak setiap tahun.
Simak juga : Pesan Waisak, Anggota DPR: Permusuhan Berujung Kebinasaan
"Itu suatu gerakan bersama dalam rangka meditasi juga yang disebut meditasi berjalan. Kita berjalan adalah momentum yang paling penting, karena sebagai latihan kesadaran agar pikiran kita tetap teguh, seimbang, tidak terganggu oleh apa yang di luar pikiran kita," kata Hartati, Rabu, 10 Mei 2017.
Ia mengatakan perayaan Waisak sebagai kesempatan umat Buddha meningkatkan kebuddhaan yang sesungguhnya ada dalam setiap manusia. "Manusia harus kembali ke jati diri," katanya.
Puncak perayaan Trisuci Waisak 2017 akan jatuh pada Kamis, 11 Mei 2017 pukul 04.42.09 WIB, di mana umat dan biksu melakukan meditasi di pelataran Candi Borobudur. Hari Trisuci Waisak bagi umat Buddha untuk memperingati tiga peristiwa penting bertepatan dengan bulan purnama, yakni kelahiran Sidharta Gautama, Sidharta memperoleh penerangan sempurna sebagai Buddha Gautama, dan mangkat Sang Buddha.
ANTARA