TEMPO.CO, Kupang - Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki membantah bakal ada reshuffle menteri jilid ketiga oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo. Isu kocok ulang kabinet mencuat setelah Jokowi menyebut akan mengganti menterinya jika tak dapat memenuhi target pemerintah.
"Saya jelaskan itu konteksnya memotovasi para menteri. Untuk terus bekeja secara sungguh-sungguh, untuk kebaikan masyarakat. Itu konteksnya," ujar Teten di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat, 28 April 2017.
Baca: Menteri Agraria Disorot Soal Reshuffle, Sofyan Djalil: Berat...
Jokowi melontarkan sinyal reshuffle saat ia menghadiri Forum Ekonomi Umat yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia pada Sabtu, 22 April 2017 lalu. Kasak-kusuk pun beredar bahwa Jokowi kurang puas dengan kinerja Menteri Agraria dan Tata Ruang terkait pertanahan.
Jokowi memang mencontohkan target yang dipatoknya soal redistribusi aset dan reformasi agraria. Dia menargetkan Kementerian Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional untuk mensertifikasi 5 juta bidang tanah pada tahun ini. Pada 2018 ditargetkan 7 juta sertifikat dan tahun 2019 ditargetkan 9 juta sertifikat.
"Kalau tidak selesai, ya, pasti urusannya akan lain. Bisa diganti. Ya saya blak-blakan saja, dengan menteri juga begitu. Bisa diganti, bisa digeser, bisa dicopot, dan yang lain-lainnya," kata Jokowi saat membuka forum itu.
Simak: Isu Reshuffle Kabinet, Yasonna: Agar Menteri Tidak di Zona Nyaman
Meski begitu, beberapa hari kemudian Jokowi menegaskan tak ada rencana reshuffle yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini.
Teten mengatakan target pemerintah khusunya di bidang agraria memang tergolong ambisius pada tahun depan. Karena itu, kata Teten, Jokowi terus mendorong para menterinya agar bekerja secara maksimal. "Pak Presiden bilang yang saya tekan menterinya. Nanti menterinya yang tekan kanwil-kanwilnya. Saya kira konteksnya itu," kata Teten.
EGI ADYATAMA | AMIRULLAH SUHADA