TEMPO.CO, Jakarta - Jenazah pelaku aksi teror di Cicendo, Bandung, Jawa Barat, Yayat Cahdiyat, sudah diserahkan kepada pihak keluarga.
"Jenazah Yayat sudah diserahkan ke keluarganya untuk dimakamkan," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul di Mabes Polri, Jakarta, Rabu, 22 Maret 2017.
Insiden bom panci Bandung terjadi pada Senin, 27 Februari 2017, di Lapangan Pandawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung. Pelaku yang bernama Yayat Cahdiyat datang menggunakan sepeda motor dan menaruh panci di ujung lapangan SD Kresna Pandawa. Sesaat setelah ledakan itu, Yayat berlari ke dalam kantor Kelurahan Arjuna.
Baca: Pelaku Bom Bandung Terkait Jaringan Purwakarta, Ini Jejaknya
Pelaku sempat membakar lantai dua kantor kelurahan, sebelum akhirnya personel Brimob Polda Jawa Barat melumpuhkannya. Yayat dalam kondisi kritis sempat dibawa ke Rumah Sakit Sartika Asih, tapi nyawanya tidak tertolong saat dalam perjalanan.
Berdasarkan catatan polisi, Yayat adalah murid Aman Abdurrahman, pemimpin Tauhid Wal Jihad dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Yayat juga menjadi bagian dari sel-sel kecil yang dibangun oleh Bahrunnaim Anggih Tamtomo, pentolan ISIS asal Indonesia. Bahrunnaim disinyalir telah lama membangun dan memantau keberadaan sel-selnya di Indonesia. Saat ini dia dikabarkan semakin aktif mencetak sel-sel kecilnya untuk melakukan serangan, baik secara berkelompok maupun sendirian atau lone wolf. Sejumlah serangan sporadis secara mandiri juga kerap dikaitkan dengan Bahrunnaim.
Baca: Bom Bandung, Ini Pengakuan Eks Teroris Soal Yayat Cahdiyat
Yayat juga pernah mengikuti pelatihan aksi teror di Aceh pada 2010. Pria asal Purwakarta itu berperan menyiapkan logistik berupa senjata api dan peluru yang dipasok dari Bandung. Beberapa di antaranya rakitan. Yayat ditangkap di Leuwipanjang, Bandung, pada 2012. Ia bebas pada 2014 setelah menjalani vonis hukuman tiga tahun penjara, yang disertai remisi. Setelah bebas, dia bergabung ke JAD.
Baca: Bom Bandung, Yayat Cahdiyat Si Penjual Mainan dan Bandros
Pengamat terorisme dari Universitas Indonesia, Al Chaidar, mengatakan aksi Yayat membuktikan ancaman teror di Indonesia masih ada, meskipun bentuknya sporadis. Ancaman serupa, menurut Chaidar, akan terus muncul. Dia meminta pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat meningkatkan kewaspadaan. "Mereka masih ingin membuat kekhalifahan di Indonesia," ujarnya.
ANTARA | REZKI ALVIONITASARI | IMAM HAMDI | DEWI SUCI