INFO NASIONAL - Bersinergi untuk sistem transportasi massal di wilayah DKI Jakarta, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk menandatangani nota kesepahaman dengan PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta. Nota kesepahaman itu mengatur pengerjaan fase kedua proyek MRT dengan rute Bundaran Hotel Indonesia-Ancol Timur yang rencananya akan dimulai pada 2019.
Nota kesepahaman ini ditandatangani Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk C. Paul Tehusijarana dan Presiden Direktur PT MRT Jakarta William Sabandar serta disaksikan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Jumat, 3 Maret 2017. Kerja sama dua Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut merupakan wujud sinergi untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat, termasuk akses menuju kawasan Ancol supaya lebih mudah dan terjangkau.
Di dalam nota kesepahaman, Ancol menyatakan akan memberikan alokasi lahan kepada MRT Jakarta untuk mengembangkan stasiun dan depo proyek MRT di kawasan tersebut. “Perluasan wilayah ini akan mendukung perubahan gaya hidup menggunakan transportasi publik dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat Jakarta dan wilayah penyangga,” kata Presiden Direktur PT MRT Jakarta William Sabandar.
Proyek MRT mulai dibangun pada 2013 dan membentang sepanjang lebih-kurang 110 kilometer dari utara ke selatan dan dari barat ke timur. Pada fase pertama, jalur Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang 16 kilometer akan melayani 173.400 penumpang setiap hari melalui 16 set kereta, 14 set kereta operasi, dan 2 kereta cadangan. Pengerjaan fase pertama saat ini mencapai 65 persen dan sedang dipercepat pengerjaannya agar MRT dapat beroperasi pada 1 Maret 2019. Sedangkan untuk fase kedua Bundaran HI-Ancol Timur sepanjang 13,5 kilometer, rencananya mulai dibangun pada 2019. Sehingga ditargetkan dapat beroperasi pada 2021. Fase ketiga Cikarang-Balaraja sepanjang 87 kilometer akan mulai dibangun pada 2020 dan diharapkan akan selesai pada 2024-2027. (*)