TEMPO.CO, Padang - Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota menerapkan status tanggap darurat bencana banjir dan longsor. Tanggap darurat mulai berlaku sejak Jumat 3 Maret hingga Kamis 9 Maret 2017.
"Tanggap darurat kita tetapkan selama tujuh hari," ujar Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi kepada Tempo Sabtu, 4 Maret 2017.
Menurut Irfendi banjir merendam 13 nagari dari delapan kecamatan, yakni Kecamatan Mungka, Harau, Payakumbuh, Lareh Sago Halaban, Sulikik, dan Empat Barisan. Banjir terparah terjadi di Kecamatan Pangkalan dan Kapur IX.
Baca: 5 Warga Tewas Akibat Tanah Longsor di Sumatera Barat
Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat menyebutkan ratusan rumah terendam banjir. Di antaranya 150 rumah di Jorong Ranah Pasar, 50 unit di Jorong Ranah Baru dan 50 unit di Jorong Abai. "Pendataan masih dilakukan oleh BPBD. Tim gabungan baru berhasil menjangkau Kecamatan Pangkalan yang terdampak banjir," ujarnya.
Selain banjir, tanah longsor juga melanda Limapuluh Kota di beberapa titik. Di antaranya empat titik di kilometer 17 Nagari Koto Alam. Material longsor di daerah tersebut menimpa delapan mobil, sehingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Baca: Banjir dan Tanah Logsor, 100 Kendaraan Terjebak 36 Jam
Menurut Bupati, pencarian korban masih dilakukan. Material longsor di sejumlah titik sudah berhasil dibersihkan tim gabungan dari BPBD Limapuluh Kota, TNI, Polri, Basarnas, PLN, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan relawan. "Pencarian dan evakuasi masih tetap akan berjalan," ujarnya.
Pada masa tanggap darurat ini, Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota membangun posko utama penanganan banjir dan longsor di komplek kantor bupati lama. Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan BPBD Sumatera Barat juga telah mengirimkan bantuan logistik serta tenaga untuk mendukung penanganan darurat bencana.
Lihat: Darurat, Dua Kecamatan di Limapuluh Kota Masih Terisolasi
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Limapuluh Kota Nasriyanto mengatakan ada sejumlah kebutuhan yang dibutuhkan segera. Misalnya alat berat untuk membersihkan material longsor, mobil rescue, perahu karet, tenda, permakanan, obat-obatan, selimut dan air bersih.
ANDRI EL FARUQI