TEMPO.CO, Padang - Dua kecamatan di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, yang terendam banjir sampai saat ini masih terisolasi. Penyebabnya terdapat beberapa titik longsor di jalur menuju lokasi. "Ada empat nagari di dua kecamatan diperkirakan masih terisolir," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat Pagar R. Negara kepada Tempo, Sabtu, 4 Maret 2017.
Data BPBD Sumatera Barat, empat nagari tersebut, yaitu Nagari Pangkalan dan Nagari Ganja Ranah di Kecamatan Pangkalan. Kemudian di Nagari Sialang dan Nagari Durian Tinggi di Kecamatan Kapur IX.
Baca juga: Bencana di Sumatera Barat, Ini Sebaran Banjir dan Longsor
Pagar mengatakam jumlah masyarakat yang terisolasi belum bisa diperkirakan. Sebab tim belum bisa masuk ke lokasi banjir.
Kepala BPBD Limapuluh Kota Nasriyanto mengatakan air banjir sudah mulai surut. Namun lokasi banjir belum bisa ditempuh karena akses menuju ke sana tertutup material longsor di beberapa titik. "Tim masih sedang membersihkan material longsor," ujarnya.
Baca pula: Longsor di Limapuluh Kota, Jalan Sumbar-Riau Putus Total
Banjir merendam 12 nagari di tujuh kecamatan di Kabupaten Limapuluh Kota. Daerah yang terparah di Kecamatan Pangkalan dan Kapur IX. Ketinggian air mencapai empat meter.
Sehingga ribuan rumah terendam. Termasuk fasilitas umum, seperti sekolah, masjid, dan kantor Kepolisian Sektor Pangkalan.
Kemudian jalan negara yang menghubungkan Sumatera Barat dengan Riau masih putus total. Sebab ada sekitar sepuluh titik longsor di Kilometer 17 tersebut, tepatnya di Nagari Koto Alam Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota.
ANDRI EL FARUQI