TEMPO.CO, Bandung - Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung Tisna Umaran mengatakan sudah melakukan pemusnahan terhadap 415 ekor unggas dan vaksinasi pada lebih dari 700 ekor unggas untuk mencegah penyebaran virus flu burung di wilayahnya. “Supaya tidak ada penyebaran lagi, tidak ada kasus kematian lagi,” kata dia saat dihubungi Tempo, Ahad, 26 Februari 2017.
Baca juga: Kabupaten Bandung Waspadai Penularan Flu Burung ke Manusia
Tisna mengatakan target vaksinasi diprioritaskan pada ternak unggas yang berada di seputaran Desa Sekarwangi, Kecamatan Soreang. Vaksin flu burung yang ada saat ini cukup untuk 10 ribu ekor unggas. Dia masih meminta tambahan stok vaksin karena khawatir masih kurang. “Kita sudah kontak ke kementerian, ke provinsi,” kata dia.
Menurut Tisna, di seluruh wilayah Kabupaten Bandung, populasi unggas menembus 400 ribu ekor. “Kita akan lihat. Kita prioritaskan vaksinasi di desa yang terkena sekarang, dan daerah sekitarnya. Syukur-syukur bisa semua,” tuturnya.
Tisna membantah data ternak itik yang terpapar virus flu burung yang sebelumnya disebut menyerang hingga 2.000-an ekor pada kasus kematian mendadak itik sudah berlangsung sejak awal Februari 2017 ini, tapi baru sepekan terakhir dilaporkan. “Laporan yang masuk dari masyarakat pada Rabu ada 200-an ekor, dan Sabtu 300-an ekor. Itu berdasarkan laporan itu saja, kita tidak bisa hitung. Kalau populasi itik di desa itu ada 2.200 ekor,” ucapnya.
Menurut Tisna, dari hasil pemeriksaan PCR di laboratorium dari sejumlah sampel dari itik mati itu ada yang menunjukkan positif H5N1 dan ada kematian akibat penyakit ND atau tetelo. “Dari beberapa sampel yang ditarik itu, beberapa positif AI. Sudah saja kita kategorikan semuanya kena H5N1 agar penanganannya lebih baik,” katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat Doddy Firman Nugraha mengatakan dinas setempat sudah melakukan pemusnahan, dan terus melakukan vaksinasi pada unggas yang ada.
AHMAD FIKRI