TEMPO.CO, Bandung - Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung mewaspadai penularan kasus flu burung pada unggas ke manusia. Sebelumnya, dilaporkan kematian mendadak ribuan itik ternak akibat virus tersebut di Kampung Lebakwangi, Desa Sekarwangi, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Achmad Kustijadi mengatakan pihaknya mengerahkan petugas untuk mengamati potensi penularan virus flu burung H5N1 ke manusia. "Laporannya positif unggas terkena H5N1. Sampai saat ini belum ada (orang) yang terkena," kata Achmad, Ahad, 26 Februari 2017.
Berita lain: Flu Burung di Kabupaten Bandung, 15 Ribu Vaksin AI Disiapkan
Menurut dia, Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung menerima laporan dari Dinas Pertanian sepekan lalu soal kasus tersebut. Selanjutnya, Dinas Kesehatan mengerahkan petugas pemantau termasuk melibatkan kader kesehatan, pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) terdekat.
Achmad mengatakan berdasarkan standar prosedur operasional yang berlaku, Dinas Kesehatan akan mengamati selama dua pekan. Jika ada indikasi orang yang terjangkit flu burung, Dinas Kesehatan akan mengobatinya.
Sekitar 2.200 ekor itik milik peternak mati secara mendadak secara bertahap. Kejadiannya sejak 1 Februari dan baru dilaporkan 16 Februari 2017. Hasil pemeriksaan rapid-test menunjukkan hasil positif virus flu burung. Pemeriksaan laboratorium dengan uji PCR juga menunjukkan hasil serupa.
Pemantauan aktif suspect kasus flu burung ditujukan kepada penderita yang mengalami demam lebih dari 38 derajat Celsius. Ada riwayat kontak pasien dengan unggas mati. Selain itu, terasa sakit tenggorokan, batuk, dan sesak napas.
Gejala lain, seperti lesu, pusing, dan sakit kepala. Pasien, menurut Achmad, diminta ke puskesmas atau bidan desa setempat untuk kemudian dirujuk ke rumah sakit untuk diobservasi.
Langkah selanjutnya, petugas kesehatan memberikan penyuluhan kepada anggota keluarga yang tinggal serumah serta masyarakat sekitar soal lingkungan yang bersih dan menjaga kondisi tubuh.
Prosedur berikutnya pemberian obat pencegahan dengan oseltamivir untuk 7-10 hari, serta pemberian masker N95 dan sarung tangan bagi masyarakat peternak unggas di wilayah terduga kasus. "Pengawasan dilakukan selama 14 hari atau dua kali masa inkubasi virus flu burung," kata Achmad.
ANWAR SISWADI