TEMPO.CO, Jakarta - Delegasi pengusaha dan pejabat kota Busan, hari ini berkunjung ke Surabaya, Jawa Timur. Rombongan dipimpin langsung oleh Wali Kota Busan Metropolitan City Suh Byung-soo. Kedatangannya merupakan kunjungan balasan atas kunjungan dinas Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada Juli 2014 dan 2015.
Byung-soo mengatakan hari ini adalah tahun ke-23 sister city antara Busan dan Surabaya. “Kota Busan dan Surabaya sudah menjalin kerja sama sejak 1994,” kata dia seusai jamuan makan siang di kediaman wali kota, Rabu, 15 Februari 2017.
Baca:
Lapangan Gasibu Bakal Dihiasi Karya Seni Seniman 2 Negara
Ahok Ubah Model Sister City Jakarta dengan Rotterdam
Kali ini, Busan berinisiatif memperkuat hubungan kedua kota di bidang industri pembangunan dan material kapal. Sebelumnya, Surabaya dan Busan telah lama menjalin hubungan erat dalam pendidikan, budaya, dan pariwisata. “Kami ingin kerja sama kongkrit di industri kapal. Kami tahu Surabaya punya kekuatan bagus di bidang ini,” ujar Byung-soo.
Baca juga:
Diserang Antasari, SBY: Nasib Agus seperti Saya
Ulama Mesir: Teguk Minuman Beralkohol tanpa Mabuk, Tak Haram
Delegasi dari Negeri Ginseng itu berkeliling mengunjungi taman-taman, seperti Taman Bungkul dan Taman Persahabatan Korea. Mereka juga mendatangi Rumah Bahasa, Korean Corner di Perpustakaan Kota dengan menumpang bus selama kurang lebih satu jam.
Wali Kota Byung-soo menilai Surabaya kota yang besar dan indah. Kesan pertamanya ketika melihat Surabaya dari balik kaca jendela pesawat, “kota ini sangat tertata rapi meskipun tidak banyak gedung pencakar langit. Masih banyak kawasan hijau juga.”
Seusai tur keliling kota, rombongan menerima jamuan makan siang di kediaman wali kota dengan disambut Sekretaris Kota Surabaya Hendro Gunawan. Berbagai menu khas Kota Pahlawan dan Jawa Timuran disuguhkan kepada para tamu.
Byung-soo sempat mencicipi satu per satu menu yang disuguhkan. Saat memutari meja hidangan seusai acara inti selesai, ia menyatakan komentarnya kepada Tempo. “Semua makanan ini ya tidak jauh berbeda dengan punya kami, termasuk sayur-sayurannya,” ujarnya.
Ia memuji kelezatan rawon. “Tapi, di Korea sambalnya pedas. Jauh lebih pedas,” ucapnya lalu tersenyum.
ARTIKA RACHMI FARMITA