TEMPO.CO, Ternate - Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara mencatat sekitar 76.400 penduduk Maluku Utara terkategori miskin. Jumlah tersebut bertambah 1.720 dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2016 yang mencapai 74.670 orang.
Kepala Badan Pusat Statistik Maluku Utara Misfaruddin mengatakan, secara statistik penambahan penduduk miskin di Maluku Utara banyak terjadi di daerah perkotaan. Selama periode Maret hingga September 2016, kata dia, penduduk miskin di perkotaan bertambah hampir 1.900 orang menjadi 12.450 orang. Sedangkan di perdesaan cenderung mengalami penurunan.
"Penduduk miskin di daerah perdesaan hanya 63.950 orang dan angka ini berkurang seratus orang," kata Mifaruddin kepada wartawan Senin, 30 Januari 2017.
Menurut Mifaruddin, selain peningkatan dalam jumlah angka penduduk miskin, tren garis kemiskinan mengalami kenaikan 2,64 persen. Bahkan indeks kedalaman kemiskinan maupun indeks keparahan kemiskinan mengalami sedikit peningkatan pada daerah perdesaan.
"Ini mengindikasikan bahwa meskipun jumlah penduduk miskin berkurang pada daerah perdesaan namun rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin menjauhi garis kemiskinan, dan ketimpangan pengeluaran antar-penduduk miskin semakin besar," ujar Mifaruddin.
Hasby Yusuf, staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Khairun, Ternate, menilai dengan peningkatan jumlah penduduk miskin di Maluku Utara memperlihatkan upaya pemerintah daerah setempat dalam pengentasan kemiskinan gagal. Pemerintah terlihat tidak mempunyai satu perencanaan yang terukur dalam upaya mengentaskan kemiskinan.
"Seharusnya perencanaan pembangunan ekonomi di Maluku Utara harus diarahkan pada penciptaan sumber ekonomi baru yang bisa menuntaskan masalah kemiskinan. Jika tidak kondisi seperti ini tetap akan terjadi,” kata Hasby.
BUDHY NURGIANTO