TEMPO.CO, Jakarta -- Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian mengatakan ada 3 jenis patroli siber yang dijalankan jajarannya dalam memantau keamanan pilkada serentak. "Tiga jenis itu saya tidak perlu sebutkan namanya. Siber juga bergerak silent," kata dia di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta, Rabu, 25 Januari 2017.
Tito mengatakan, tim siber memonitor ketat media sosial. Ada satuan tugas yang dibentuk pemerintah melibatkan Badan Intelijen Negara (BIN), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kejaksaan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Polri. "Tim ini melakukan patroli Internet untuk melihat konten-konten, apakah ada yang hoax?" Kata Tito.
Baca Juga: Hadapi Hoax, Pemerintah Diminta Tegas seperti Jerman
Tim tersebut, kata Tito, melakukan tugas seperti klarifikasi, blocking, sampai penegakan hukum. Tito berujar dalam Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) yang baru, Subdirektorat Cyber Crime ditingkatkan menjadi bintang satu. Intelijen juga akan ada direktur yang khusus menangani soal siber ini.
"Dan Divisi Humas juga ada kepala biro khusus bintang satu menangani multimedia," ujarnya. "Ini untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan kami untuk menangani hoax yang merugikan kita."
Simak Pula: Marak, Muhammadiyah Akan Buat Fikih Soal Hoax
Sebelumnya saat berbicara dalam Rapat Pimpinan Polri 2017, Tito juga menyinggung soal kerawanan pilkada serentak. Menurut Tito, Polri telah memetakan daerah-daerah rawan saat pilkada. Misalnya DKI Jakarta, Aceh, dan Papua Barat.
"Makanya tema rapim kali ini adalah promoter pilkada. Walaupun materi bukan hanya pilkada tapi juga tantangan setelah itu, bagaimana kita mengkondisikan situasi stabil kemanan pascapilkada," tuturnya.
REZKI ALVIONITASARI