TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi mengumumkan penetapan Emirsyah Satar sebagai tersangka pada Kamis, 19 Januari 2017. Mantan Dirut PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk itu diduga terlibat kasus suap dalam pembelian pesawat Airbus.
Baca juga:
Harta Emirsyah Satar Naik 2 Kali Lipat dalam 3 Tahun
Emirsyah Satar Tersangka KPK, Garuda: Tak Terkait Korporasi
Hingga berita diturunkan, Emirsyah belum bisa dimintai keterangan soal penetapan tersangka tersebut. Telepon yang dilayangkan Tempo tidak dibalas. Pesan lewat aplikasi Whatsapp hanya dibaca.
Emirsyah tercatat menjadi Direktur Utama Garuda sejak 21 Maret 2005 hingga 11 Desember 2014. Emirsyah ditunjuk menggantikan Indra Setiawan. Begini riwayat kariernya.
Emir begitu sapaan akrabnya lahir di Jakarta, 28 Juni 1959. Lulusan Akuntansi Universitas Indonesia, 1985 ini direkrut sebagai Direktur Keuangan pada 1999. Karier dan pengalaman Emir di Garuda ini ia lakoni sampai tahun 2003.
Baca: Garuda Beli Enam Airbus di Masa Emirsyah
Setelah itu, Emirsyah sempat menimba pengalaman sebagai Wakil Direktur Utama Bank Danamon antara tahun 2003-2005 sebelum akhirnya Menteri BUMN Sugiharto mempercayakan manajemen Garuda kepadanya.
Membenahi perusahaan bernama PT Garuda Indonesia bukan urusan gampang. Emir mewarisi kondisi keuangan yang payah dari para pendahulunya. Ia harus mampu mencegah Garuda mengalami gagal bayar atas utang senilai US$ 827 juta. Oleh karena itu, selama dua pekan pertama semenjak dilantik, ia sibuk mendiagnosa "penyakit" yang diderita Garuda.
Setelah dua periode kepemimpipnan, Emirsyah mengundurkan diri sebagai Direktur Utama Garuda pada 11 Desember 2014. Masa jabatan Emirsyah sebenarnya sudah berakhir pada Oktober lalu. Namun Menteri BUMN Dahlan Iskan saat itu memperpanjang masa jabatan Emirsyah hingga Maret 2015.
Dengan mundur Desember 2014, menurut Emirsyah, direksi Garuda yang baru nanti akan bisa bekerja setahun penuh. "Kalau menunggu Maret, hilang satu triwulan. Kalau mundur sekarang, dia bisa bekerja full year," ujar dia. "Apalagi tahun depan ada ASEAN Open Sky."
Saat itu, menurut analis saham PT MNC Securities, Reza Nugraha, investor melihat keberadaan Emirsyah di Garuda tak membawa banyak perubahan. Kondisi kinerja keuangan Garuda masih merugi.
PDAT | TSE