TEMPO.CO, Bekasi - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir mengatakan, Kapal Pelat Datar diyakini dapat memenuhi kebutuhan kapal nelayan di Indonesia. Alasannya, kapal ini berbiaya murah dan mudah dalam produksinya.
Nasir membandingkannya dengan harga kapal berbahan kayu dan fiber dengan ukuran sama-sama 10 GT (Gross Tonnage). Menurut dia, kapal kayu 10 GT berkisar di harga Rp 350 juta. Adapun kapal berbahan fiber sekitar Rp 470 juta. "Bahan baku kapal pelat baja hanya sekitar Rp 270 juta," kata dia di pabrik Gunung Steel Group, Cikarang, Bekasi, Ahad, 14 Januari 2017.
Produksi pembuatan kapal ini juga terbilang mudah. Sebab, Kapal Pelat Datar ini tidak memiliki sama sekali lengkungan. "Kapal ini bisa dibuat di mana saja asal ada tukang lasnya. Tinggal merakit potongan-potongan bajanya," ucap Chief Executive Officer Juragan Kapal Adi Lingson.
Selain itu, keunggulan lain dari kapal ini adalah dibuat dari bahan baku yang 100 persen lokal, sehingga mengurangi ongkos produksi. "Kalau fiber bahannya harus impor. Harga di sana (luar negeri) naik, harga kapal juga akan naik," kata Nasir.
Nasir menuturkan kapal ini juga memiliki daya tahan yang dua kali lebih kuat ketimbang kapal kayu maupun kapal fiber karena dibuat dari baja. Selain itu, material baja juga membuat nelayan sewaktu-waktu bisa mendaur ulangnya. "Nelayan tidak rugi besar," tuturnya.
Dari aspek kecepatan di laut, menurut Nasir, desain buritan kapal yang membentuk huruf W terbalik (semi trimaran) mampu menggerakkan kapal denga kecepatan dua kali lipat dengan memanfaatkan energi gelombang. "Kalau kapal generasi pertama butuh 250 horse power untuk mencapai 24,5 knot. Kapal ini hanya butuh 170 horse power," ujarnya.
Saat ini, Gunung Steel Group dan PT Juragan Kapal tengah membuat satu prototipe Kapal Pelat Datar ukuran 10 GT. Rencananya, bila sudah lolos sertifikasi dan mendapatkan pasar, kapal ini siap untuk diproduksi massal.
Prototipe kapal ini sendiri rencananya akan dioperasikan di wilayah Teluk Bintuni, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. Kapal ini diyakini mampu dan cocok melayani pelayaran di wilayah berkarakteristik seperti di sana.
AHMAD FAIZ