TEMPO.CO, Cirebon – Guna menghindari penurunan kualitas, Subdivisi Regional Bulog Cirebon segera mengirim stok beras mereka ke daerah lain.
"Kami akan mengirimkan segera ke daerah Sibolga sebanyak 2.000 ton, " kata Kepala Subdivisi Regional Bulog Cirebon Titov Agus S., Kamis, 5 Januari 2017. Pengiriman tersebut akan dilakukan pada pekan ini, dan selanjutnya pengiriman akan terus dilakukan secara bertahap sehingga target pengiriman beras sebanyak 35 ribu ton bisa tercapai.
Titov menjelaskan, saat ini stok beras yang ada di gudang mereka total sebanyak 63.636 ton. Jumlah ini aman untuk 11 bulan ke depan. Padahal idealnya stok beras di gudang berlipat 5 hingga 6 bulan ke depan. "Jika lebih dari itu, bisa terjadi penurunan kualitas beras," kata Titov.
Banyaknya stok beras di gudang Bulog, menurut Titov, tidak terlepas dari pengadaan yang mencapai 99 persen lebih. Pada 2016, Bulog Cirebon ditargetkan melakukan pengadaan hingga 140 ribu ton, yang kemudian ditambah sebanyak 5.000 ton. "Kemarau basah juga mempengaruhi pengadaan yang kami lakukan," katanya.
Baja juga:
Kemendag Gelar 86 Pasar Lelang Komoditas Rp 283 M pada 2016
Biasanya pengadaan yang mereka lakukan selesai pada Oktober, tapi pengaruh kemarau basah menyebabkan penyerapan beras dari petani masih dilakukan hingga 27 Desember. Karena itu, tak heran jika stok beras di gudang mereka berlimpah. "Harga beras sepanjang tahun ini di Cirebon juga relatif stabil," kata Titov.
Kelebihan stok beras ini pula yang menyebabkan Bulog tidak sering menerima permintaan untuk melakukan intervensi ke pasar dengan melakukan operasi pasar. "Praktis kami lebih banyak mengamankan penyaluran beras dalam program beras raskin," kata Titov. Adapun penyaluran raskin untuk wilayah kerja Subdivisi Regional Cirebon yang meliputi Kota dan Kabupaten Cirebon, serta Kabupaten Kuningan dan Majalengka pada 2016 total sebanyak 68.736 ton untuk 381.869 kepala keluarga.
Karena stok yang melimpah, Titov pun mengakui jika pengiriman beras raskin terkadang di bawah kualitas. Karena itu, ia meminta warga yang merasa raskin yang diterima di bawah kualitas, segera mengembalikan kepada mereka. "Kami akan segera ganti dengan beras yang baru," kata Titov. Pengiriman beras ke luar daerah pun harus dilakukan untuk menghindari terjadinya penurunan kualitas beras.
IVANSYAH
Simak:
Hoax, B.J. Habibie Dikabarkan Meninggal
Soekarwo: Bupati Bangkalan-Sumenep Kena Sanksi Tak Digaji