TEMPO.CO, Jakarta - Rencana sejoli yang diduga akan meledakkan bom di Istana Presiden, Jakarta, mengejutkan Tanah Air. Namun sebelum rencana itu dijalankan, Dian Yulia Novi dan suaminya M. Nur Solihin lebih dulu ditangkap polisi, Minggu, 11 Desember 2016. Dari pengembangan kasus itu, tiga terduga teroris pun ditangkap dan ibu rumah tangga yang diduga mempertemukan Dian, calon pengantin bom, dengan Solihin selaku pemimpin aksi. Dian dan Solihin juga menjadi tersangka.
Baca: Peran 7 Terduga Teroris yang Akan Mengebom Istana Presiden
Namun, ada cerita menarik di balik perekrutan Dian sebagai calon pengantin. Solihin mengungkap motifnya menikah lagi lantaran Dian berkeinginan menjalankan tugas amaliyah istisyhadiyah yang dipahami sebagai pengorbanan nyawa untuk agama. “Secara otomatis dia memerlukan ikhwan (laki-laki) untuk mengurus persiapan yang tidak boleh di luar saya (sebagai suami),” kata Solihin lewat program Kabar Khusus yang disiarkan stasiun televisi TV One, Selasa, 13 Desember 2016.
Menurut Solihin, cara pernikahan yang dilandasi niat peledakan bom bunuh diri dibenarkan karena bertujuan mengharap ridho Tuhan. Solihin menyadari niat pernikahannya itu berbeda dengan kelompok lain. Solihin menilai niat pernikahan yang ia lakukan semata hanya untuk akhirat. Adapun proses pernihakan, Solihin mengaku mempersiapkannya sendiri. Menurut Solihin, pernikahan ia lakukan diam-diam karena tanpa dihadiri wali dan calon pengantin perempuan.
Baca: Ibu Rumah Tangga yang Diduga Terlibat Bom Bekasi Ditangkap
Wali pernikahan digantikan wali hakim yang ditunjuk pihaknya. “Kalau nanti saya menikah dengan Neng Dian banyak yang tahu, nanti akan bocor rencana amaliyah-nya,” ujar Solihin. Setelah menikah, meski tidak saling kenal Solihin bertugas membantu Dian mempersiapkan diri menjelang peledakkan di area sekitar istana negara. Secara teknis, Solihin mengatakan dirinya mendapat tugas dari simpatisan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yaitu Bahrun Naim.
Solihin mengaku tidak terlalu banyak tahu soal perakitan bom, waktu, dan tempat. “Saya hanya tahu barang sudah jadi,” kata Solihin. Solihin mengaku ia baru diberi tahu soal rencana rinci sekitar 1-2 pekan sebelum eksekusi. Soal target, waktu dan tempat sepenuhnya ditentukan oleh Bahrun Naim. Secara teknis Solihin telah mengajari Dian bagaimana cara meledakkan bom. Namun, Dian ternyata belum terlalu memahami sehingga ia masih butuh arahan lebih lanjut.
Baca: Pengakuan Eko Patrio Soal Tuduhan Bom Bekasi Pengalihan Isu
Solihin menilai Bahrun Naim tokoh unik dan fenomenal di kalangannya sendiri. Solihin mengaku mengenal Bahrun sejak Bahrun Naim masih di Indonesia. Solihin mengatakan dirinya mengenal Bahrun Naim meski belum pernah bertemu. “Ketika itu dia (Bahrun Naim) punya media, saya diajak ke media itu. Pas saya kasih biodata, tahu-tahu dia menghilang tidak ada kabar tahu-tahu dia sudah di sana (Suriah). Sekarang sudah di Suriah, di negeri yang sudah diberkahi,” ujar Solihin.
LARISSA HUDA
Simak Pula
Foto Bareng, Prilly Latuconsina Tim Sukses Agus Yudhoyono?
Penipu Tiket Laga Final AFF Cup Dibekuk, Ini Modusnya