TEMPO.CO, Depok - Warga Depok, Jawa Barat, menyediakan makanan dan minuman untuk massa yang berjalan kaki mengikuti aksi bela Islam III di Simpang Juanda, Jalan Raya Bogor, Kamis, 1 Desember 2016.
Salah seorang warga, Yahya al Habsyi, 40 tahun, mengatakan pengumpulan makanan ringan dan minuman itu sebagai bentuk solidaritas spontan warga. Bantuan tersebut didapat warga yang tergerak untuk ikut membantu.
"Ini momen yang jarang terjadi. Di mana umat Islam yang berbeda mazhab bisa bersatu," kata Yahya.
Pengumpulan makanan dan minuman sudah dilakukan sejak tadi pagi. Selain makanan ringan, warga ada yang menyumbang uang yang dibelikan makanan. Makanan ringan yang terkumpul diperkirakan mencapai 3.000 paket.
"Massa diperkirakan mencapai 5.000 orang yang long march dari Bogor," ujarnya.
Menurut Yahya, warga tergerak karena tidak terima atas ucapan Gubernur Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama yang dianggap menistakan agama. Ahok menghina ayat Al-Quran. Sejauh ini, massa masih mempercayai proses hukum.
Demo 212, kata dia, dilakukan agar hukum bisa ditegakkan. Soalnya, menurut dia, bila demo tidak dilakukan, sulit mempercayai Ahok diproses secara hukum.
"Kemarin, kalau tidak ada demo, status tersangka Ahok mungkin tidak ditetapkan," ujarnya.
Desi, 39 tahun, juga ikut memberikan bantuan. Selain makanan dan minuman, ia menyediakan sandal jepit untuk massa yang berjalan kaki ke Jakarta. "Saya belum bisa ikut ke sana. Tapi saya ingin membantu," katanya.
Muslim, kata dia, bisa menunjukkan diri sebagai umat yang cinta damai. Demo 212 akan menunjukkan umat Islam yang cinta damai dan bisa menjaga ketertiban. "Gerakan ini bukan karena SARA atau politik, melainkan gerakan bela Al-Quran," ujar Desi.
IMAM HAMDI