TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan membeberkan penyebab banyak kecelakaan di wilayah Papua. Salah satunya, penerbangan di Bumi Cenderawasih ini karena pelanggaran SOP (Standar Operasional Prosedur). Terutama kecelakan penerbangan di Bandara Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua.
"Memang yang paling sering itu pelanggaran SOP," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Suprasetyo di Gedung Kementerian Perhubungan, Kamis, 24 November 2016. "Padahal di Papua itu kan banyak pegunungan, penerbangannya harus disiplin, harusnya sesuai aturan, kalau jadwalnya balik, ya balik," kata dia.
Sejumlah kecelakaan penerbangan yang terjadi dalam dua bulan terakhir ini. Pertama, pesawat jenis Grand Caravan PK-LTV tergelincir di Bandara Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua pada 13 Oktober 2016. Pesawat tersebut diketahui milik PT Asian One sebuah perusahaan penerbangan tidak berjadwal.
Lalu insiden hilang kontak pesawat Caribou dalam penerbangan ke Bandara Ilaga pada 31 Oktober 2016. Pesawat ini membawa empat orang awak, yaitu pilot Farhat Limi, flight officer Fendi Ardianto, engineer Steven, dan flight operation officer Andi Baringan.
Terakhir, pesawat kargo jenis Cessna 208-B mengalami kecelakaan di Bandara Ilaga pada Rabu, 23 November 2016. Menurut Kepala Biro Keterbukaan Informasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang Yadi Ervan, instansinya menunggu informasi lanjut terkait kondisi awak pesawat.
Suprasetyo menuturkan bahwa bentuk pelanggaran SOP yang dilakukan adalah pemotongan rute terbang oleh maskapai. "Jadi mereka seringnya mempersingkat rute penerbangan, selain faktor cuaca yang menyebabkan terjadinya overrun," ucapnya.
Untuk mencegah kecelakan serupa, menurut Suprasetyo, Kementerian terus meningkatkan pengawasan penerbangan di sana. "Kami lakukan mitigasi."
FAJAR PEBRIANTO | ELIK S