Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Walhi: Setiap Bulan Belasan Tewas Akibat Bencana di Jabar

image-gnews
Warga menumpang perahu keluar dari Desa Cigebar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang tergenang banjir Sungai Citarum, 3 Oktober 2016. BPBD Provinsi Jawa Barat mengingatkan seluruh pihak untuk mewaspadai bencana banjir dan longsor bersaman dengan datangnya musim hujan. TEMPO/Prima Mulia
Warga menumpang perahu keluar dari Desa Cigebar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang tergenang banjir Sungai Citarum, 3 Oktober 2016. BPBD Provinsi Jawa Barat mengingatkan seluruh pihak untuk mewaspadai bencana banjir dan longsor bersaman dengan datangnya musim hujan. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat Dadan Ramdhan mengatakan korban meninggal dunia akibat bencana alam di kawasan Jawa Barat cukup banyak. Berdasarkan catatan Walhi Jawa Barat, rata-rata per bulan korban meninggal dunia akibat bencana alam itu mencapai 11 orang.

"Catatan kami dalam 9 bulan terakhir, orang yang meninggal dunia akibat bencana alam sekitar 11 orang per bulan. Itu kalau dirata-ratakan dari 99 orang yang meninggal akibat longsor, banjir puting beliung dan sebagainya," kata Dadan, Jumat, 7 Oktober 2016.

Menurut Dadan, penyebab bencana alam yang kini semakin akrab terjadi di kawasan Jawa Barat, adalah rusaknya kondisi alam akibat eksploitasi berlebih yang terus dilakukan terhadap sumber daya alam di Jawa Barat. "Hutan hutan yang hanya secuil ini, hanya 15 persen dari total wilayah semakin lama semakin hilang. Tentu ini akan sangat berkontribusi bagi bencana alam sehingga daya dukung dan daya tampung kita juga berkurang," ujarnya.

Dadan mengatakan sedikitnya ada empat faktor yang menyebabkan bencana alam seperti longsor, puting beliung hingga banjir bandang kerap kali terjadi di wilayah Jawa Barat. Di antaranya, banyak terjadi alih fungsi lahan di kawasan hutan konservasi ataupun hutan lindung. Kemudian praktek pertambangan liar, banyaknya pembangunan infrastruktur yang menyebabkan kawasan hutan semakin menipis.

Hal itu berdampak pada rendahnya penyerapan air di hulu sungai lantaran pepohonan di hutan yang fungsinya menyerap air hujan justru kini banyak yang hilang lantaran alih fungsi tersebut. "Ada juga yang dipakai bisnis wisata alam di hutan konservasi dan lindung. Kalau untuk insfrastruktur seperti pembangunan jalan, bandara, akses kereta cepat, bendungan dan lain-lain. Contohnya seperti 1.300 hektar hutan hilang karena pembangunan waduk Jatigede," ucap dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Sungai di Jawa Barat itu parah ya, karena hutannya itu makin menipis, di antaranya karena pertambangan, praktek pertanian rakyat dari asalnya hutan kini jadi pertanian tapi tidak ramah lingkungan dimana fungsi hutannya sendiri hilang," ujarnya.

Menurut Dadan dari 15 persen total luas hutan yang ada di Jawa Barat, kini tinggal 10 persen saja yang masih terbilang bagus. Sementara sisanya sudah memprihatinkan. Bahkan, kata dia, tidak menutup kemungkinan dari 10 persen luas hutan itu akan semakin terkikis kalau pemerintah tidak cepat bergerak untuk melakukan penanggulangan perbaikan kawasan hutan itu.

Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jawa Barat (BPLHD) Anang Sudarna mengatakan tragedi banjir bandang yang terjadi di sungai Cimanuk, Kabupaten Garut, 20 September 2016 lalu menjadi gambaran nyata jika kondisi lingkungan alam di Jawa Barat rusak. "Sebetulnya kalau untuk data pastinya saya tidak bisa berbicara banyak, takutnya salah, tapi intinya memang untuk lingkungan alam di Jawa Barat cukup memprihatinkan ya," katanya.

AMINUDIN A.S.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

4 hari lalu

Sebagian ruas Jalan Braga dan Naripan ditutup, di Bandung, Jawa Barat, 29 Maret 2020. Penutupan sejumlah ruas jalan di Bandung ini sebagai upaya untuk memutus penyebaran virus Corona. TEMPO/Prima Mulia
Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

Pengunjung atau wisatawan di jalan legendaris di Kota Bandung itu hanya bisa berjalan kaki karena kendaraan dilarang melintas serta parkir.


Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

4 hari lalu

Gedung Majestic bekas bioskop di zaman Belanda di Jalan Braga pendek Kota Bandung. Foto: ANWAR SISWADI
Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.


Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

12 hari lalu

Sheila on 7 saat tampil di Swara Prambanan di kawasan Candi Prambanan, 31 Desember 2023. Foto: Istimewa.
Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.


Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

22 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya


Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

27 hari lalu

Sejumlah anak bermain di kolam sisa pembongkaran di Pemandian Tjihampelas, Jalan Cihampelas, Bandung, Jumat (14/5). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.


Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

32 hari lalu

Pemudik bersiap memasukkan barang bawaannya kedalam bagasi bus di Terminal Penumpang Tipe A Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu 27 Maret 2024. Sebagian warga memilih untuk mudik lebih awal untuk menghindari kemacetan dan lonjakan penumpang serta tingginya harga tiket saat puncak arus mudik Lebaran 2024. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.


Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

42 hari lalu

Warga berjalan melintasi banjir di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Senin 25 Maret 2024. Banjir di permukiman padat penduduk dengan ketinggian air 50-175 cm itu terjadi akibat meluapnya Kali Ciliwung. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

Langkah-langkah ini disusun dalam program penanganan banjir yang menjadi bagian dari rencana aksi roadmap untuk penyusunan RPJPD 2025-2045.


Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

58 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.


Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

4 Maret 2024

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi dengan pengunjung di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. ANTARA/Budi Candra Setya
Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?


Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

3 Maret 2024

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?