TEMPO.CO, Surabaya - Mantan Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) LSM Badan Peneliti Independen Kekayaan Pejabat Negara dan Pengusaha (BPI KPN PN) Fonda Tangguh mengklarifikasi berbagai pemberitaan yang marak di media massa. Mulai dari penyematan jaket yang dilakukan oleh Dahlan Iskan kepada Dimas Kanjeng Taat Pribadi hingga keterlibatan Dahlan Iskan dengan LSM tersebut.
“Saya perlu menjelaskan supaya tidak ada kesimpangsiuran berita yang beredar di masyarakat,” kata Fonda kepada wartawan di salah satu kafe di Surabaya, Selasa, 4 Oktober 2016.
Menurut Fonda, ia bergabung dengan LSM itu selama setahun. Bahkan, ia pernah menjadi Wakil Sekjen selama tiga bulan, dan pada Juli 2016, ia mengundurkan diri dari jabatan tersebut.
Pada saat menjabat Sekjen, ia mengajak Dahlan Iskan untuk menjadi Penasihat dalam Organisasi BPI KPN Pusat. Kebetulan pada saat itu, BPI KPN PN menyelenggarakan Pengumpulan Bahan Keterangan (Pulbaket) data tindak pidana korupsi. “Beberapa kali saya datang dengan setengah memaksa beliau di rumahnya agar hadir pada acara itu. Abah (Dahlan Iskan) hadir untuk memenuhi undangan saya,” imbuhnya.
Pada saat acara itu, menurut Fonda, tanpa ada rencana terlebih dahulu, Dahlan diberi kesempatan untuk menyematkan jas BPI KPN PN kepada Taat Pribadi. Oleh karena itu, Fonda memastikan bahwa penyematan jas kepada Taat Pribadi itu di luar sepengetahuannya karena sebelumnya tidak ada informasi itu. "Ini adalah upaya saya membela nama baik Abah, bahwa beliau saat itu hadir atas permohonan saya, dan sama sekali tidak mengetahui ada acara penyematan jas itu," tandasnya.
Bahkan, Fonda memastikan bahwa Taat Pribadi dengan Dahlan Iskan tidak pernah berhubungan sama sekali karena hanya bertemu satu kali pada acara Pulbaket itu. Tak lama kemudian, ia akhirnya mengundurkan diri dari LSM itu sehingga secara otomatis, Dahlan Iskan juga mengucapkan pengunduran diri sebagai penasehat.
“Tapi pada waktu itu memang Abah tidak menuliskan surat resmi, dan baru mengeluarkan surat resmi pada 1 Oktober 2016 lalu,” pungkas Fonda.
MOHAMMAD SYARRAFAH
Baca juga:
Keterpilihan Ahok Merosot: Inilah 3 Hal Menarik & Mengejutkan
Heboh Manifesto Komunis: Polisi Gegabah Sita Buku Malaysia