TEMPO.CO, Purwakarta - Antusiasme dan rasa empati warga Kabupaten Purwakarta untuk memberikan bantuan kepada korban bencana banjir bandang di Garut dan bencana longsor di Sumedang, Jawa Barat, sangat tinggi.
Itu dibuktikan dengan banyaknya sumbangan yang sudah dikirimkan, termasuk yang masih dikumpulkan. Paket bantuan yang sudah dibagikan tidak kurang dari 20 ribu paket sembako, alat mandi, pakaian dalam dan pembalut wanita, serta peralatan sekolah. Harga setiap paket setara dengan Rp 150 ribu.
Baca Juga:
"Paket bantuan tersebut sudah kami bagikan langsung kepada para korban dalam dua sesi pekan lalu," kata Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Senin pagi, 3 Oktober 2016. Semua bantuan tersebut dalam bentuk barang. Kalau dirupiahkan, nilainya bisa mencapai Rp 3,5 miliaran.
Menurut Dedi, pihaknya sampai saat ini masih terus menampung sumbangan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk pegawai negeri sipil dan pelajar. "Tapi kami tak menerima bantuan dalam bentuk uang. Kami tak biasa mengurusi bantuan dalam bentuk nonbujeter," ujarnya.
Dedi mengaku masih menahan sebagian bantuan dalam bentuk sembako dan bahan pangan lainnya yang sudah terkumpul dengan alasan akan dikirimkan saat para korban sudah pulang ke rumah masing-masing. Bantuan lain yang akan diberikan dalam bentuk bahan bangunan, terutama kayu, bambu, dan ijuk. "Itu akan kami berikan bertepatan dengan pembangunan 50-100 unit rumah panggung adat Sunda di lokasi yang disiapkan di lokasi bekas atau lokasi relokasi," tutur Dedi.
Baca Juga:
Pembangunan rumah adat Sunda buat para korban bencana yang paling parah itu akan dilakukan para relawan dari Purwakarta. "Relawan tukang kayu, tukang tombok, dan lainnya sudah siap kami terjunkan ke Garut," ucap Dedi. Ia menyebutkan rumah adat Sunda lebih tahan bencana ketimbang bangunan gedung permanen.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Purwakarta Rasmita Nunung Sanusi mengatakan bantuan sembako, peralatan sekolah, dan pakaian dalam wanita yang sudah dikumpulkan pihaknya mencapai Rp 325 juta. "Kami masih membuka posko bantuan di depan kantor Disdikpora," kata Rasmita. Ia mengapresiasi tingginya antusiasme dan rasa empati kalangan guru dan pelajar di daerahnya buat para korban bencana banjir bandang Garut dan longsor Sumedang itu.
Muhammad Bungsu Maulana Akbar, Koordinator Bantuan Bencana Alam Pelajar Purwakarta, mengatakan pihaknya sudah mengirimkan bantuan berupa 1.500 paket peralatan sekolah, seperti tas, buku, pensil, penghapus, dan bolpoin.
"Totalnya Rp 225 jutaan," ujarnya. Namun pihaknya masih terus membuka posko bantuan dari sesama pelajar tersebut. "Kami sangat terenyuh karena masih ada saudara kami yang belum kebagian bantuan peralatan sekolah."
NANANG SUTISNA