INFO MPR - Mengapa Wayang? Karena wayang adalah khasanah budaya asli dan merakyat. "Dalam kisah-kisah wayang itu terdapat hikmah tentang kejujuran, patriotisme dan hal-hal baik lainnya," ujar Pimpinan Fraksi Golkar MPR RI Mujib Rohmat dalam sambutannya saat membuka secara resmi pagelaran wayang kulit semalam suntuk di desa Nongkosawit, Gunungjati, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu malam 24 September 2016.
Pada saat yang sama, secara simbolik, Mujib pun menerima tokoh wayang kulit semar dari dalang Ki Junarto Danuwidjojo.
Disebutkan juga bahwa ditengah cerita pagelaran wayang dengan lakon 'Semar Mbangun Khayangan', ini bisa diselipkan pesan-pesan Pancasila. Hal tersebut penting, karena generasi yang lahir pasca reformasi terancam tidak mengenal Pancasila.
Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dilakukan dengan berbagai metode. Salah satunya dengan metode pagelaran seni budaya wayang, adalah satu upaya strategis untuk menyentak kembali ingatan dan pemahaman akan pancasila.
Itu penting, lanjutnya karena pasca reformasi, pemahaman Pancasila sempat luntur. Eforia kebebasan dan era reformasi membuat bangsa Indonesia lupa Pancasila. Bangsa Indonesia sempat lupa pada komitmen kebangsaannya. Hal tersebut berlangsung hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Diutarakan Mujib, jika metode wayang itu dilakukan terus menerus, maka akan terbentuk pemahaman yang utuh tentang Pancasila.
"Tapi semua itu butuh kerjasama dan dukungan seluruh elemen masyarakat tanpa itu semua sia-sia," tegasnya.
Warga desa Nongkosawit dan desa di sekelilingnya sangat mengapresiasi pagelaran wayang kulit program sosialisasi MPR di wilayahnya. "Ini bukti bahwa MPR RI masih memperhatikan rakyat sampai ke desa-desa kecil dan pinggiran," ujarnya.
Acara pagelaran wayang itu sendiri juga dihadiri anggota MPR Fraksi Demokrat Zulfikar Achmad, anggota MPR Fraksi PKS Hermanto, anggota MPR Fraksi PKB Fathan Subchi, perwakilan Walikota Semarang dan ratusan warga Nongkosawit dan desa-desa sekitar. (*)