TEMPO.CO, Jakarta - Pengacara Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman, Tommy Singh, mengatakan kliennya membantah meminta atau dijanjikan fee atas penambahan kuota gula impor dari Perum Bulog kepada CV Semesta Berjaya. Irman, menurut dia, tak pernah berkomunikasi atau bertemu Direktur Utama Semesta Berjaya Xaveriandy Sutanto sebelum operasi tangkap tangan, Jumat lalu. "Tadi saya bertemu (Irman). Dia masih tak mengerti kenapa jadi target KPK," kata Tommy saat dihubungi, Senin, 19 September 2016.
Penyidik KPK menangkap tangan Xaveriandy dan istrinya, Memi, saat transaksi suap Rp 100 juta kepada Irman sekitar pukul 02.00 WIB. Menurut Tommy, kliennya sebenarnya sudah menolak kedatangan kedua pengusaha distribusi gula impor di Sumatera Barat itu karena sudah malam. Namun, pertemuan tetap terlaksana lantaran Xaveriandy mengklaim bahwa dia akan kembali ke Padang pagi harinya. "Irman itu tak bisa menolak kalau ada yang mau bertemu," ujar Tommy.
Soal janji fee, dia memaparkan, komunikasi hanya terjalin antara Irman dan Memi sebagai sesama orang Sumatera Barat. Dalam seluruh komunikasi itu, menurut Tommy, tak pernah ada permintaan tolong penambahan kuota gula impor atau perjanjian fee. Demikian juga, tentang klaim KPK bahwa Irman pernah meminta Direktur Utama Bulog Djarot Kusumahiyat menambah kuota gula impor untuk CV Semesta Berjaya.
Dia hanya mengatakan pembicaraan soal kemungkinan penambahan kuota gula untuk Sumatera Barat sebagai daerah pemilihan Irman, bukan spesifik CV Semesta Berjaya. "Sebagai kepala lembaga (Ketua DPD), pasti pernah bicara dengan lembaga atau institusi pemerintah," kata Tommy. "Konteksnya, rakyat Sumatera Barat butuh tambahan gula. Irman ingin membantu konsituennya. Permintaan gula untuk masyarakat, bukan CV Semesta. Ini sama saat Irman minta BNPB bantu masyarakat Padang saat bencana."
FRANSISCO ROSARIANS
Baca Juga
Mario Teguh ke Deddy Corbuzier: Sebagai Laki Emang Mau Duel?
Ribut Raffi-Ayu, Rahasia Apa yang Dipendam Jessica Iskandar?