TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan mencatat lima rumah di Desa Gawang dan Desa Sidomulyo, Kecamatan Kebonagung, rusak tertimbun tanah longsor. Dua di antaranya rusak total dan tiga lainnya rusak sedang. “Ini hasil pendataan sementara, bisa jadi bertambah,” kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD setempat, Pujono, saat dihubungi Tempo, Jumat, 16 September 2016.
Tanah longsor terjadi pada Kamis malam, 15 September 2016. Bencana alam itu berlangsung ketika hujan deras mengguyur sebagian wilayah Pacitan sekitar sepuluh jam hingga dinihari tadi. Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam peristiwa itu. Namun, satu keluarga di Desa Sidomulyo harus mengungsi ke rumah tetangga yang tidak terkena dampak tanah longsor.
Selain mengakibatkan kerusakan rumah, tanah longsor menutup sejumlah akses jalan di wilayah Kecamatan Kebonagung. Kondisi paling parah, Pujono menuturkan, terjadi di Jalan Lintas Selatan ruas Pacitan–Hadiwarno, tepatnya masuk Desa Gawang.
Hingga menjelang siang, ia melanjutkan, akses transportasi di jalur itu masih lumpuh. Material longsor berupa tanah dan batu dari tebing di samping jalan menutup jalan dengan panjang sekitar seratus meter dengan ketebalan sekitar 20-30 sentimeter. “Ketebalannya bervariasi.”
Untuk membuka kembali akses transportasi, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) V di Pacitan mengirimkan sejumlah alat berat. “Sekarang evakuasi masih dilakukan termasuk di jalan kabupaten," ujar Pujono. Jalan kabupaten yang tertimbun longsor ada beberapa titik, salah satunya penghubung Desa Karangnongko–Desa Sidomulyo, Kecamatan Kebonagung.
Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Tri Mudjiharto mengatakan proses evakuasi tanah longsor di jalan raya dilaksanakan pagi tadi. Malam harinya, tim teknis dari instansi terkait kesulitan menjangkau kawasan itu karena terhalang beberapa tiang listrik yang tumbang berbarengan dengan tanah longsor. “Petugas PLN terlebih dulu memastikan tidak ada aliran listrik.”
Bencana serupa, kata Tri, masih berpotensi terjadi hingga beberapa hari mendatang. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprakirakan badai La Nina yang sudah terdeteksi sejak awal Agustus lalu bakal berlangsung hingga Oktober.
Dia berharap agar warga meningkatkan kewaspadaan karena hujan tidak dapat diprediksi. “Sepekan lalu hujan deras juga menyebabkan tanah longsor dan banjir. Setelah itu panas dan semalam hujan deras lagi,’’ kata Tri.
NOFIKA DIAN NUGROHO