TEMPO.CO, Palangkaraya - Satu helikopter waterbombing yang sebelumnya ditempatkan di Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya, Kalimantan Tengah dipindahkan ke Bandara Sultan Iskandar, Palangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, sejak Senin, 12 September 2016. Pemindahan helikopter dilakukan untuk membantu pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Lamandau, yang bertetangga dengan Kabupaten Kota Waringin Barat.
Dengan tambahan helikopter itu, kini ada dua helikopter yang bersiaga di Bandara Iskandar Pangkalan Bun. Di Kalimantan Tengah ditemukan 92 titik panas. Titik panas terbanyak ditemukan di Kabupaten Lamandau.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Tengah Syahril Tarigan mengatakan helikopter itu dikembalikan untuk membantu pemadaman kebakaran hutan dan lahan di sana. "Saat ini kedua helikopter itu berfokus melakukan pemadaman di Kabupaten Lamandau," ujar Syahril.
Laporan lapangan dan pantauan satelit Lapan menemukan 29 titik panas di Lamandau, 6 di Kabupaten Katingan, 2 di Kotawaringin Timur, 2 di Kotawaringin Barat, dan 4 di Seruyan dengan tingkat kepercayaan 81-100 persen.
Pada Senin lalu, data BMKG Bandara H. Asan, Sampit, Kotawaringin Timur, menunjukkan 92 titik panas. Sebanyak 92 titik panas itu dibagi dalam dua kategori, yakni tingkat kepercayaan di bawah 80 persen dan kategori 81-100 persen.
Untuk kategori tingkat kepercayaan di bawah 80 persen, ada 49 titik panas, sedangkan tingkat kepercayaan di atas 81 persen terdapat 43 titik panas di sejumlah kabupaten.
Kobaran api akibat kebakaran hutan dan lahan juga terjadi di Palangkaraya. Kali ini, api melalap puluhan hektare lahan milik masyarakat yang berada di Jalan G. Obos XIV. Lahan milik masyarakat seluas lebih dari 5 hektare ini ludes terbakar sejak Jumat lalu. Tim serbu api (TSA) dibantu TNI dan Polri harus berjibaku melakukan pemadaman.
Kebakaran hebat ini baru bisa dipadamkan keesokan harinya, Sabtu, 10 September. Api padam setelah dibantu helikopter waterbombing.
KARANA W.W.