TEMPO.CO, Jakarta - Sepuluh orang tua bayi yang menjadi pasien dokter Indra Sugiarno mendatangi Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Jakarta, Rabu, 24 Agustus 2016. Mereka adalah perwakilan dari orang tua pasien dokter Indra yang tergabung dalam Koalisi Stay Trust dr Indra.
Ketua Koalisi Stay Trust dr Indra, Faisal Ismail Thalib, mengatakan koalisinya meminta pertimbangan KPAI untuk perlindungan anak mereka yang tak mendapatkan vaksin dari dr Indra. "Kami minta solusi dan pertimbangan KPAI tentang perlindungan anak-anak kami," ucap Faisal di kantor KPAI, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, tak ada bukti yang benar-benar kuat untuk menjerat dokter Indra sebagai tersangka kasus vaksin palsu. Namun, ujar dia, pihaknya bakal menghormati proses hukum di Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI. "Kami merasa janggal karena, jujur saja, sudah belasan tahun kami ditangani dokter Indra," tuturnya.
Baca: Begini Cara Tersangka Salurkan Vaksin Palsu ke Rumah Sakit
Apabila dokter Indra berniat jahat, kata dia, dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Harapan Bunda tersebut sudah melakukannya sejak lama. Ia menunjukkan sekitar 70 testimoni keluarga yang telah menjadi pasien dokter sejak lama. "Kami beri testimoni. Kalau ada aliansi yang menyatakan dokter adalah pengguna vaksin palsu, pertanyaannya benar-enggak mereka pasien dokter Indra," ucapnya.
Dokter Indra adalah tersangka kasus vaksin palsu. Ia adalah dokter spesialis anak di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur. Ia kini ditahan di Badan Reserse Kriminal, Jakarta Selatan, setelah ditetapkan sebagai tersangka. Ia diduga menyuntikkan vaksin palsu kepada pasiennya.
Pengacara dokter Indra Sugiarno, Fahmi M. Rajab, menduga ada dokter lain yang terlibat dalam penyediaan vaksin palsu di RS Harapan Bunda. “Sebab, sebenarnya hampir semua dokter ditawari oleh sales dan suster,” ujar Fahmi pada Juli lalu. Ia menegaskan, kliennya tidak mengetahui perihal pembelian vaksin palsu di RS Harapan Bunda.
ARKHELAUS W.