TEMPO.CO, Boyolali - Banyak arca di Boyolali, Jawa Tengah, dicuri karena tak terurus. Benda purbakala itu hingga kini belum dicatat oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah.
“Ada beberapa situs bersejarah yang terbengkalai di Boyolali. Makanya tidak aneh kalau terdengar ada kasus hilangnya artefak atau arca,” kata anggota Tim Museum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali, Surojo, Senin, 8 Agustus 2016.
Salah satu situs terbengkalai itu adalah situs Salembi atau Slembi di Kecamatan Mojosongo. “Arca-arca di situs Salembi diangkut menggunakan dua truk oleh seseorang yang mengaku dari keraton. Sampai sekarang tidak diketahui keberadaan arca-arca itu,” ujar Surojo.
Meski belum ada catatan sejarah tentang situs Salembi ini, Surojo yakin Salembi adalah bekas kerajaan pada masa Hindu. Sebab, di situs itu terdapat peninggalan berupa tempat penambatan gajah. “Pada zaman dulu, hanya kerajaan yang boleh memelihara gajah,” kata Surojo.
Selain di Situs Salembi, hilangnya arca terjadi di wilayah Kecamatan Klego. “Arca berupa lembu Andini (kendaraan dewa) yang ditemukan di dekat SMK Negeri Klego juga dilaporkan hilang sekitar tiga tahun lalu,” kata Surojo.
Di Kecamatan Teras, tepatnya di Desa Nepen, belum lama ini juga dikabarkan adanya seorang warga yang melakukan penjualan arca. “Saya dengar kabar itu sekitar tiga bulan lalu. Saya belum tanya lebih jauh arca apa yang dijual dan siapa yang menjual,” kata Kepala Desa Nepen Sudirno saat ditemui Tempo di kantornya pada Kamis pekan lalu.
Agar kasus pencurian arca tidak terulang, Surojo berharap BPCB Jawa Tengah segera melakukan penyelamatan terhadap benda-benda peninggalan sejarah yang ditemukan masyarakat. “BCPB yang berwenang melakukan ekskavasi (penggalian). Kewenangan kami (Disbudpar) hanya melaporkan ke BPCB tiap ada temuan,” kata Surojo.
BPCB Jawa Tengah masih sulit dikonfirmasi. Kepala Seksi Pelestarian BPCB Jawa Tengah Gutomo hingga kini belum bisa dihubungi lewat telepon selulernya.
DINDA LEO LISTY