TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Haris Azhar, mengatakan kesaksian Freddy Budiman yang diunggah ke media sosial adalah kontribusi pihaknya untuk memperbaiki penegakan hukum di Indonesia. Ia mengatakan mendengar langsung cerita soal bisnis narkoba dari Freddy pada 2014 yang menyebutkan institusi negara, seperti Polri, TNI, Badan Narkotika Nasional, dan Bea-Cukai.
"Itu institusi negara, masyarakat boleh berkontribusi untuk pengawasannya," ujarnya di kantor Kontras, Jakarta, Jumat, 5 Agustus 2016. Menurut Haris, masyarakat memiliki kebebasan mengutarakan kesalahan pelaksana ataupun kebijakan yang dijalankan institusi negara. Hal itu akan mendorong upaya perbaikan. Kontras berharap keterangan Freddy ditanggapi secara proporsional dan profesional.
Baca:
Soal Testimoni Freddy, Haris Azhar: Mulai Terlihat Guritanya
Istana Sindir Haris Azhar Soal Testimoni Freddy Budiman
Curhat Freddy Budiman, Aparat Dinilai Berlebihan terhadap Haris Azhar
Haris mengatakan kesaksian Freddy yang diunggahnya ke media sosial lantaran tak mendapat tanggapan dari pihak kepresidenan itu kini bisa ditindaklanjuti. "Salah satunya dengan pembentukan Tim Independen Pemberantasan Mafia Narkoba yang ada di bawah koordinasi Presiden Joko Widodo." Kontras pun telah membuat sebuah unit terpadu “Posko Darurat Bongkar Aparat”, yang bisa menjadi sarana pengaduan masyarakat yang memiliki informasi serupa kesaksian Freddy.
Menurut Haris, cerita Freddy kepadanya di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan itu hanya salah satu informasi yang diterima Kontras sejak awal berdiri.
Tulisan Haris mengenai pengakuan Freddy tersebar luas sebelum pelaksanaan eksekusi mati pada 29 Juli lalu. Tulisan itu menghebohkan publik karena menceritakan keterlibatan anggota institusi negara dalam bisnis penyelundupan narkoba yang didalangi Freddy.
YOHANES PASKALIS