TEMPO.CO, Indramayu - Banjir pasang air laut atau rob menerjang permukiman warga di Indramayu. Warga pun meminta normalisasi dua sungai di daerahnya.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, rob menerjang Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, sejak April lalu. “Warga di sini sudah mulai lelah dan stres,” kata Kuwu Desa Eretan Wetan Edi Suhedi, Senin, 1 Agustus 2016.
Rob datang terlalu sering dan menerjang saat warga seharusnya tengah beristirahat. “Rob menerjang saat sore hingga malam hari,” ucap Edi. Banyak warga yang mulai terserang penyakit gatal-gatal.
Edi berujar, ada tiga blok di desanya yang diterjang rob. Ketiganya adalah Blok Pangpang, Condong, dan Prempu. “Adapun rumah yang terendam sekitar 400 rumah,” tutur Edi. Ketinggian air yang masuk rumah warga beragam, mulai dari 10 hingga 30 sentimeter.
Agar tidak terus terulang, Edi pun mendesak pemerintah dan pihak terkait segera menormalisasi dua sungai di desanya. “Masing-masing Kali Mangun dan Kali Jajar,” kata Edi. Kedua sungai, menurut Edi, tingkat sedimentasinya sudah cukup tinggi sehingga tidak lagi mampu menampung air saat terjadi rob. “Banjir pasang air laut pun jadinya masuk rumah warga dan menggenangi jalan-jalan desa,” ucap Edi.
Sementara itu, Syaikhu, warga desa setempat, menuturkan terjangan rob tahun ini lebih parah dibanding tahun sebelumnya. “Paling parah pada bulan puasa kemarin,” ujar Syaikhu. Saat itu hampir setiap hari rob menggenangi rumah warga. Sedangkan saat ini rob tidak terjadi setiap hari. Tapi, jika sudah terjadi, rob selalu merendam rumah warga.
Syaikhu menambahkan, sekalipun rob terjadi, hingga kini belum ada warga yang mengungsi. “Rata-rata warga memilih menjaga dan membersihkan rumahnya,” tutur Syaikhu. Selain itu, warga ada yang malu menumpang ke rumah kerabat karena rob sering terjadi.
IVANSYAH