TEMPO.CO, Cilacap - Sejumlah pengunjung Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan yang hendak membesuk keluarganya, gagal menyeberang ke Pulau yang sering digunakan untuk mengeksekusi mati para terpidana terutama kasus narkoba tersebut. Mereka akhirnya meninggalkan Dermaga Wijayapura, Cilacap setelah bertemu dengan petugas di pos penjagaan tempat penyeberangan itu, Senin pagi 25 Juli 2016.
Pihak Lapas Nusakambangan menghentikan sementara jatah besuk para tahanan selama sepekan ke depan.
Seorang pengunjung bernama Nasiroh, 60 tahun, mengaku hendak membesuk anaknya yang mendekam di Lapas Besi, Pulau Nusakambangan.
"Namun, saya tidak boleh menyeberang oleh petugas. Katanya, selama satu minggu ini, besukan ke Nusakambangan ditutup untuk sementara," kata Nasiroh yang berasal dari Sampang, Cilacap, Senin 25 Juli 2016.
Menurut dia, petugas tidak memberikan penjelasan mengenai alasan penutupan atau penghentian kunjungan untuk sementara itu. Informasi yang dihimpun dari petugas di Dermaga Wijayapura, menyebutkan penghentian kunjungan ke lapas di Pulau Nusakambangan itu telah disosialisasikan kepada keluarga narapidana sejak pekan lalu. Namun, petugas tak mengungkap alasan penghentian kunjungan tersebut.
Berdasarkan catatan Antara, penghentian atau penutupan kunjungan keluarga narapidana ke lapas di Pulau Nusakambangan selalu dilakukan setiap menjelang pelaksanaan eksekusi terpidana mati.
Penghentian kunjungan untuk sementara yang diberlakukan pekan ini diduga berkaitan dengan rencana eksekusi hukuman mati terhadap sejumlah terpidana kasus narkoba yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
Bahkan, salah seorang perempuan terpidana mati kasus narkoba yang diduga masuk dalam daftar eksekusi tahap ketiga, Merry Utami telah dipindahkan dari Lapas Wanita, Tangerang, Banten, ke Nusakambangan pada Ahad, 24 Juli 2016. Saat ini yang bersangkutan menempati sel isolasi di Lapas Besi.
ANTARA