TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) memperlihatkan keunggulan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok atas para pesaingnya dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 mendatang.
Peneliti Bidang Negara, Kesejahteraan dan Pembangunan Sosial SMRC Sirojudin Abbas mengatakan, tujuan survei untuk melihat siapa saja nama-nama tokoh yang berpengaruh dan faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan publik. “Sekaligus sebagai masukan kepada publik Jakarta tentang kemungkinannya," ujar Sirojudin di Jalan Cisadane, Jakarta, Kamis, 21 Juli 2016.
Survei ini dilakukan terhadap 820 responden, yakni warga DKI Jakarta yang mempunyai hak pilih, berumur 16 tahun atau sudah menikah saat survei. Mereka dipilih secara acak. Tingkat toleransi kesalahan survei 3,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden yang diwawancarai langsung menjawab pertanyaan terbuka tanpa menyodorkan nama: seandainya Pilkada Gubernur DKI Jakarta dilakukan pada hari ini, siapa yanga akan dipilih? Secara spontan 36,6 persen responden memilih Ahok. Sedangkan Yusril Ihza Mahendra 2,8 persen, Sandiaga Uno 2,1 persen, dan Adhyaksa Dault 0,7 persen.
Hasil berbeda muncul ketika responden disodorkan nama untuk dipilih. Ahok memperoleh 53,4 persen, Yusril 10,4, Tri Rismaharini 5,7 persen, Sandiaga Uno 5,1 persen, Yusuf Mansur 4,6 persen, dan tidak tahu atau rahasia sebesar 9,4 persen serta calon lainnya di bawah 3 persen.
Ketika ditanya apa alasan utama memilih Ahok, 38 persen responden mengajukan alasan "sudah ada bukti nyata hasil kerjanya". Alasan itu berasosiasi dengan Ahok sebesar 57,4 persen, Tri Rismaharini 45,4 persen, dan Yusril 6,7 persen. Adapun alasan "Orangnya tegas berwibawa" dipilih 15 persen responden, "Berpengalaman di pemerintahan" 8,4 persen, "Orangnya perhatian pada rakyat" 6 persen dan "Orangnya jujur bersih dari praktek KKN" 5,5 persen. Alasan seiman cukup kecil, yakni 1,9 persen.
Sirojudin menjelaskan, SMRC melakukan simulasi terhadap lima nama calon: Ahok memperoleh dukungan responden 54,5 persen, Yusril 17,2 persen, Risma 10,9 persen, Sandi 5,3 persen dan Sjafrie Sjamsoeddin 2,2 persen. Responden menjawab tidak tahu 9,9 persen.
Setelah dilakukan simulasi terhadap empat nama, Ahok masih unggul dengan raihan 55,3 persen, Yusril 19,1 persen, Risma 12,5 persen, Sjafrie 2,7 persen, dan tidak tahu sebanyak 10,5 persen. Sedangkan dalam simulasi terhadap tiga nama, posisi teratas tetap diduduki Ahok, yakni 55,2 persen, Yusril 21 persen, Risma 13,2 persen dan tidak tahu 10,6 persen.
Pada saat nama Ahok dihadapkan dengan nama Yusril, 59,4 persen responden merespon Ahok. Sedangkan Yusril meraih 26,3 persen dan tidak tahu 14,3 persen. Sementara ketika disandingkan dengan Risma, Ahok memperoleh 58,4 persen, rsponden yang menjawab tidak tahu 15 persen. Sisanya 26,6 persen untuk Risma.
Nama Ahok konsisten di atas 60 persen saat namanya dilawankan dengan nama lain. Nama kandidat tandingannya tidak ada yang mencapai lebih dari 20 persen kecuali Yusuf Mansur, yang memperoleh 23,3 persen.
AKMAL IHSAN