TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pihaknya terus mengamati dan mewaspadai ancaman teror menyusul beredarnya surat teror bom tertanggal 1 Juli 2016. Surat itu menunjukkan teror dikirim seseorang yang berada di Singapura yang ditujukan ke wilayah pelabuhan Batam, Kepulauan Riau.
“Kami amati terus kok, kami waspadai, ada masukan-masukan dari leluhur di daerah situ. Kami monitor dengan tetap,” kata Luhut di kantornya, Rabu, 20 Juli 2016.
Luhut menambahkan bahwa pengawasan dilakukan tidak hanya di Kepulauan Riau, tapi juga untuk daerah lain, seperti Solo. Ia mengklaim bahwa pengawasan di Solo lebih bagus dibanding beberapa waktu lalu.
Pengawasan juga dikembangkan ke daerah lain yang rawan terjadi teror ataupun terdapat kelompok-kelompok radikal. Luhut mencontohkan pengawasan terhadap kelompok radikal atau teroris juga dilakukan di wilayah Sukabumi selatan.
Luhut menyadari bahwa Indonesia hampir tidak mungkin menjadi kebal terhadap ancaman teroris. Bahkan di negara-negara lain, seperti Prancis dan Jerman. Namun pihaknya berkomitmen menangani ancaman tersebut. “Kami meminimalkan ancaman teroris,” tuturnya.
DANANG FIRMANTO