TEMPO.CO, Jakarta - Belasan orang tua pasien yang diduga menjadi korban vaksin palsu, melabrak Rumah Sakit Ibu Anak Sayang Bunda, begitu mereka mendengar bahwa rumah sakit di Pondok Ungu, Bekasi itu, menggunakan vaksin palsu, Kamis, 14 Juli 2016.
Giri Subakti, ayah salah satu korban, memukul-mukul meja resepsionis meminta dipertemukan dengan dokter yang menyuntikkan vaksin kepada anaknya. "Mana tanggung jawabnya. Kalian harus ganti rugi," kata Giri menunjuk-nunjuk pegawai resepsionis rumah sakit itu.
Oleh tiga orang polisi, Giri digiring keluar rumah sakit untuk ditenangkan. Berkali kali Giri mengumpat dan berjanji akan menuntut rumah sakit ini.
Giri bukan satu satunya orang tua yang marah terhadap rumah sakit yang berada di Sektor V, Pondok Ungu Permai, Babelan, Bekasi Utara itu. Belasan orang lainya juga mendatangi rumah sakit untuk minta pertanggungjawaban. "Pasti rumah sakit ini ikut main dengan para penjahat itu," kata Giri. Ini Daftar 14 RS Pemakai Vaksin Palsu
Giri mengatakan istrinya melahirkan di rumah sakit ini 16 bulan lalu. Sejak itu pun Giri rajin mengikuti anjuran dokter untuk melakukan vaksinasi untuk putrinya. "Setiap bulannya kami habis Rp 1,8 juta untuk vaksin ini. Tapi ternyata kami ditipu," katanya. Delapan Bidan yang Gunakan Vaksin Palsu
Giri mengatakan akan mengambil jalur hukum menuntut rumah sakit untuk memberikan ganti rugi. "Saya sudah rugi materi, waktu, dan juga tenaga. Saya akan laporkan ke Mabes Polri," kata Giri.
Pihak rumah sakit meminta Giri dan pasien lain untuk mendaftarkan anak-anaknya untuk divaksin ulang secara gratis. Tidak ada pihak manajemen yang hadir memberikan penjelasan. "Besok saja pukul 8, silakan datang ke sini untuk berbicara kepada manajemen," kata pegawai berseragam pink yang enggan menyebutkan namanya.
Kapolsek Babelan, Komisaris Mualim Harahap mengatakan Kamis sore, 14 Juli 2016, ada tim dari Badan Pengawas Obat dan Mabes Polri yang datang ke rumah sakit ini. Tim ini, kata Harahap, sempat bertemu dengan manajemen rumah sakit. "Tapi saya tidak bisa katakan apa saja yang dibicarakan," kata Harahap yang kantornya hanya berjarak beberapa meter dari rumah sakit itu.
Kepada pasien yang mengamuk, Harahap menyarankan agar kasus ini dilaporkan secara hukum. "Jangan mengamuk seperti itu, silakan bapak membuat laporan tertulis," kata Harahap yang ikut berbicara kepada Giri.
Menteri kesehatan mengungkap 14 rumah sakit dan delapan bidan yang diduga menggunakan vaksin palsu dalam pelayanannya. Salah satu rumah sakit yang tertera dalam daftar itu adalah RSIA Sayang Bunda.
MITRA TARIGAN