TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly memastikan pengamanan Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, tak terganggu, meski salah seorang tahanannya kabur akhir Juni 2016. Insiden kaburnya narapidana bernama Saman Hasan alias Messi, sempat menimbulkan keraguan mengenai keamanan Nusakambangan sebagai lokasi pelaksanaan eksekusi mati terpidana narkoba.
"Messi itu bukan (tahanan untuk) eksekusi mati, kalau terpidana hukuman mati kan (ditempatkan) di blok lain, yang steril. Ini beda," ujar Laoly di kompleks Kemkumham, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 12 Juli 2016.
Saat ditanya soal kabar yang menyebutkan waktu eksekusi mati sudah dekat, Yasonna enggan berkomentar. "Soal keamanan Nusakambangan selalu ready to go, artinya aman, tapi soal eksekusinya tanya Pak Jaksa Agung," ucapnya.
Kaburnya Messi yang merupakan tahanan di LP Besi Nusakambangan, menurut Yasonna, tak mengubah prosedur pengamanan yang sudah ada. "Di tiap lapas ada lima polisi, di luarnya ada sepuluh. Di pintu masuk ada, di Lapas Batu, Lapas Besi, Lapas Pasir Putih, banyak lah," tuturnya.
Jaksa Agung Muhammad Prasetyo sendiri telah menyampaikan bahwa pelaksanaan eksekusi mati hanya perlu menunggu status hukum terpidana mati seperti gembong narkotik Freddy Budiman. "Persiapan kan sudah dari awal tahun. Secara kebijakan juga enggak ada masalah," ujarnya di Istana Kepresidenan, Senin kemarin.
Jadwal eksekusi pun sudah ditetapkan setelah Idul Fitri. Ada 13 terpidana mati dari kasus narkotika yang akan dieksekusi.
YOHANES PASKALIS