TEMPO.CO, Kupang - Pemerintah Flores Timur mengerahkan rukun tetangga dan rukun warga untuk mencari keluarga tiga warga negara Indonesia (WNI) yang diculik kelompok bersenjata di Lahad Datu, Negara Bagian Sabah, Malaysia. Ketiganya diduga berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Sampai sekarang, belum ada keluarga yang melapor ke pemerintah setempat terkait dengan kasus penculikan ini," kata Wakil Bupati Flores Timur Valens Tukan, Senin, 11 Juli 2016.
Menurut Valens, dilihat dari nama korban penculikan itu, yakni Theodorus Kopong, Emanuel, serta juragan kapalnya bernama Lorens Koten, ketiganya berasal Flores Timur. "Kalau dilihat dari nama, mereka memang orang Flores Timur," ujarnya.
Saat ini, kata Valens, Bupati mengambil langkah-langkah dengan melibatkan RT/RW untuk mencari tahu keluarga dari ketiga korban penculikan itu. "Kami sudah kerahkan camat, RT, dan RW cari keluarganya," tuturnya.
Sepanjang 2016, sudah empat kali WNI yang bekerja sebagai anak buah kapal tunda dan kapal tongkang diculik di perairan di perbatasan Indonesia-Filipina dan kini Malaysia. DPRD NTT meminta pemerintah segera mengambil tindakan. "Pemerintah harus bertanggung jawab, karena itu warga kita yang harus dibebaskan," kata anggota DPRD NTT, Kristin Patty.
Dia juga mempertanyakan keberadaan tiga nelayan asal NTT yang bisa sampai ke Malaysia dan menjadi korban penculikan. "Buat apa mereka ke sana? Jangan sampai telah melewati batas Indonesia," ucapnya.
YOHANES SEO