TEMPO.CO, Jakarta - Drama penyanderaan tujuh warga negara Indonesia kru TB Charles tak lebih dari satu jam. Dua kelompok perompak bersenjata berhasil membawa orang, juga sejumlah barang, seperti pakaian, makanan, alat navigasi kapal, dan televisi.
Seorang awak kapal yang selamat, Syahril, masinis IV TB Charles, bercerita, awal kejadiannya pada Selasa, 21 Juni 2016 sekitar pukul 12.30 waktu setempat, kelompok pertama naik ke kapal. Menurut dia, ada dua perahu yang datang dari arah belakang. "Awalnya kapal itu kami kira kapal nelayan biasa, tapi pada jarak sekitar 20 meter dari kapal baru ketahuan mereka perompak, mereka menodongkan senjata," cerita Syahril.
Ditodong senjata laras panjang, kapal tak bisa kabur karena masih menggandeng tongkang Robby 152. "Di atas kapal pun kami menyerah dengan mengangkat tangan," katanya. Sampai akhirnya mereka naik ke dek kapal. Ada sekitar empat orang bersenjata laras panjang. (Baca: Menteri Pertahanan: Operasi Pembebasan Sandera Abu Sayyaf Bisa Setiap Saat)
Dua orang menjaga anak buah kapal dan sisanya menjarah kamar-kamar. "Saat mau membawa tiga orang, ada yang tertinggal," ujarnya. "Kelihatannya satu perompak sempat makan sebelum meninggalkan kapal."
Tiga awak kapal yang dibawa pertama adalah Kapten Fery Arifin, Edy Suryono, dan M. Mahbrur Dahri. Hanya berselang setengah jam, datang lagi tiga kapal lain dari arah belakang kapal. Sama dengan perompak pertama, mereka menodongkan senjata sebelum naik ke kapal. Kali ini seorang awak kapal melepas tongkang atas perintah Robin Piter.
Syahril mengaku tak tahu maksud melepas tongkang tapi untuk meringankan beban agar kapal bisa melaju. "Tapi kan kecepatan tug boat terbatas, mereka bisa mengejar dan naik ke kapal," ujarnya. (Baca: 4 Sandera WNI Bebas, Kesehatannya Akan Diperiksa di RSPAD)
Yang unik pada drama perompakan kedua, sebelum membawa sandera, perompak sempat meminta 10 awak kapal membaca dua kalimat syahadat. "Tak tahu maksudnya, mungkin untuk membedakan awak muslim dan nonmuslim. Tapi semua bisa baca," kata Syahril. Meski demikian, perompak kedua tetap membawa empat kru lain, yakni Ismail, Robin Piter, M. Nasir, dan M. Sofyan.
FIRMAN HIDAYAT