TEMPO.CO, Samarinda - Setelah melalui berbagai proses pemeriksaan, akhirnya enam anak buah kapal (ABK) Charles tiba di Samarinda. Keenamnya tiba di Samarinda pada Selasa, 28 Juni 2016. Mereka tiba di pangkalan PT Rusianto Bersaudata di Sungai Lais, Kelurahan Pulau Atas, Sambutan, Samarinda. Setelah diperiksa, mereka langsung dipertemukan dengan keluarga yang sudah lama menunggu.
Hari ini, Rabu, 29 Juni, keenam awak kapal Charles sudah kembali beraktivitas di atas kapal. "Mereka sekarang sudah beraktivitas lagi di atas kapal," kata Kurnia Ginting, perwakilan keluarga korban penyanderaan.
Adapun penyanderaan terhadap tujuh warga negara Indonesia kru TB Charles lainnya yang belum dibebaskan sampai saat ini sudah memasuki sepekan. Mes karyawan dijadikan posko keluarga ABK Charles korban penyanderaan kelompok bersenjata di Filipina.
Anak buah kapal tugboat Charles 001 bercerita, mereka terpaksa melintasi jalur perairan zona merah, Jolo Tawi Tawi, Filipina Selatan. Mereka terkendala keterbatasan pasokan bahan bakar minyak solar rute Samarinda-Cagayan de Oro, Filipina. “Kami minta tambahan (solar) tidak dikasih oleh perusahaan,” ujar Syahrir (masinis IV) TB Charles saat ditemui di Balikpapan, Selasa, 28 Juni.
Syahrir mengatakan perusahaan hanya mengalokasikan kebutuhan BBM solar seperti biasa, yakni sebanyak 50 ton, untuk pulang-pergi pelayaran. Padahal Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda menyarankan TB Charles menempuh jalur aman melintasi Selat Samboga di Pulau Basilan, Filipina. “Perusahaan hanya bilang itu (50 ton) cukup,” tutur Syahrir.
Masalah solar itu, Syahrir menduga, yang melatari kenapa nakhoda TB Charles akhirnya memutuskan memilih melintasi jalur perairan Jolo yang rawan pembajakan. Menurut Syahrir, jalur Jolo menghemat waktu jarak tempuh hingga hingga 12 jam bila dibandingkan jalur Basilan.
Albertus Temu, juru mudi TB Charles, menambahkan, mereka sudah terbiasa melintasi jalur Jolo dalam rangka pengiriman batu bara ke Filipina. Selama ini tidak ada pernah ada gangguan dari pembajak yang bermukim di wilayah tersebut. “Saya sudah belasan kali melintasi perairan Jolo dan tidak pernah ada masalah,” ucap Albertus.
Juru bicara PT Rusianto Bersaudara, Taufikrahman, mengatakan pihaknya belum sempat mengkonfirmasi rute pelayaran yang sudah dilalui TB Charles. Mereka masih berfokus pada upaya pembebasan tujuh sandera serta keselamatan enam ABK yang berhasil menyelamatkan diri. “Fokus kami pada upaya pembebasan sandera dan keselamatan para ABK dulu,” kata Taufikrahman.
Gerombolan bersenjata masih menyandera tujuh ABK TB Charles 001 tk Robby 152 saat perjalanan pulang seusai pengiriman batu bara. Mereka adalah Ferry Arifin (nakhoda), Muh Mahbrur Dahri (KKM), Edi Suryono (masinis II), Ismail (mualim I), Muh Nasir (masinis III), Muh Sofyan (olman), dan Robin Piter (juru mudi).
FIRMAN HIDAYAT (SAMARINDA) | S.G. WIBISONO (BALIKPAPAN)