TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan sudah berkomunikasi dengan Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Hishamuddin Hussein soal pesawat Hercules C-130 milik Malaysia yang sempat terpantau melanggar batas wilayah udara Indonesia.
Ryamizard menyebut salah satu pihak telah meminta maaf, tanpa mendetailkan maksudnya. "Saya koordinasi dengan Menhan Malaysia langsung, minta maaf," ujar Ryamizard di kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Selasa, 28 Juni 2016.
Ryamizard meminta agar TNI lebih sering menjalin komunikasi dengan militer asing. "Angkatan Laut, Angkatan Udara, sering-seringlah keluar, koordinasi. Seperti saya ini, kan enak tinggal angkat telepon Menhan Malaysia, Brunei, Singapura. Tinggal telepon saja," ujarnya sambil tersenyum.
Ryamizard menuturkan berteman baik dengan Datuk Seri Hishammuddin Hussein. Suatu waktu, Ryamizard mengaku pernah menghubungi Hishammuddin agar menyampaikan salamnya pada prajurit Malaya.
Malaysia sendiri mengklaim tidak ada pesawat TNI yang mencegat Hercules Mega207 Sabtu lalu. Klaim itu berbeda dengan pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bahwa ada pesawat berbendera Malaysia yang melintas di teritori udara Indonesia, tepatnya di atas perairan Natuna, Kepulauan Riau.
Hishammuddin, lewat keterangan pers Selasa siang mengatakan Mega207 tidak dicegat F-16 TNI Angkatan Udara, seperti yang dikatakan Gatot. Dia pun menyebut tak ada permintaan keluar wilayah dari TNI AU.
"Pesawat kami hanya menerima identifikasi visual. Kami tidak akan pandang remeh insiden ini dan akan terus menggunakan jalur (udara) ini, tanpa perlu membuat permohonan," ucapnya.
Menurut Hishammuddin, sudah ada perjanjian antara Malaysia dan Indonesia pada 1982. Isinya, pesawat Malaysia berhak bermanuver di ruang udara yang dipermasalahkan tersebut tanpa halangan. "Saya akan membawa isu ini dalam pertemuan dengan Menhan Indonesia Ryamizard Ryacudu bulan depan," ujarnya.
YOHANES PASKALIS