TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris Jenderal Tito Karnavian, yang saat ini menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, resmi ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai calon tunggal Kepala Kepolisian RI. Sebagai alumnus Akademi Kepolisian 1987, ia dinilai sebagai calon Kapolri berusia muda.
Tito tak khawatir dianggap tidak memiliki jaringan politik yang kuat. Baginya yang penting adalah bersikap obyektif, membangun komunikasi, dan berfokus pada reformasi. "Pertama adalah komunikasi. Kedua, berfokus pada reformasi, penegakan hukum, dan kedekatan pada publik," kata Tito di kantor PT Tempo Inti Media, Jakarta, Jumat, 17 Juni 2016.
Menurut dia, pos-pos kepolisian bakal diisi dengan basis kompetensi, baik senior maupun junior. Setiap angkatan kepolisian, kata dia, memiliki pemahaman sosiometri tentang kompetensi di angkatannya. Sepanjang didasari kompetensi, dia berharap bisa meredam rasa terpinggirkan dari angkatan yang lain. "Misal, angkatan saya ada yang terbaik, akan ada rasa segan di antara teman-temannya," katanya.
Tito menjamin, pemilihan anggota polisi yang mengisi pos-pos tertentu bakal didasari pada kompetensi, bukan kedekatan. "Saya memilih bukan karena kedekatan, karena akan menimbulkan resistensi," ujarnya.
Hal serupa, kata dia, pernah dilakukan saat dia menjabat Kepala Polisi Daerah Papua dan Kapolda Metro Jaya.
Tito berujar, Presiden Joko Widodo memintanya melakukan reformasi internal di tubuh Polri. Reformasi internal, ucap Tito, bertujuan agar polisi mendapatkan kepercayaan lebih dari publik, ada penegakan hukum yang profesional, dan menjaga kedekatan kepolisian dengan masyarakat. "Beliau menginginkan kepercayaan publik terhadap polisi," tuturnya.
Tito menginginkan perubahan itu berjalan tanpa kegaduhan luar biasa. Menurut dia, reformasi tersebut berada di posisi pimpinan. Posisi pimpinan, kata dia, harus diisi orang-orang yang mau melakukan reformasi dan kompeten. "Dua itu, reformis dan kompetensi," ujarnya.
Bila disetujui Dewan Perwakilan Rakyat, Tito akan menggantikan posisi Jenderal Badrodin Haiti yang pensiun dalam waktu dekat. Sebelumnya, ada sejumlah perwira lain yang masuk bursa calon Kapolri. Mereka adalah Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Budi Gunawan (angkatan 1983), Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Budi Waseso (angkatan 1984), dan Inspektur Pengawasan Umum Komisaris Jenderal Dwi Priyatno (angkatan 1982).
ARKHELAUS W.