TEMPO.CO, Bandung - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengucapkan selamat kepada Megawati Soekarnoputri yang mendapat gelar doktor honoris causa bidang ilmu politik dan pemerintahan dari Universitas Padjadjaran. Kalla menganggap gelar doktor honoris causa itu sangat pantas dianugerahkan kepada Megawati, yang merupakan Presiden RI kelima dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.
"Penghargaan hari ini sangat-sangat pantas dianugerahkan kepada Megawati Soekarnoputri. Bangsa mengucapkan terima kasih kepada Ibu,” kata Kalla dalam pidato acara penganugerahan gelar tersebut di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Rabu, 25 Mei 2016. “Bagi generasi muda dan kita semua yang hadir di sini, tentu ini menjadi pelajaran berharga. Ujian yang dilalui Ibu Mega patut kita pelajari dan berbuat lebih baik lagi untuk masa mendatang."
(Baca: Yusril: Megawati Layak Terima Honoris Causa dari Unpad)
Kalla menganggap memperoleh gelar akademis bukan perkara mudah. Menurut dia, perlu waktu setidaknya tiga tahun untuk mendapat gelar dokter dengan membaca, menulis, dan melakukan penelitian. "Itu untuk meraih gelar doktor," ucapnya. Sedangkan untuk meraih gelar doktor honoris causa, ujar Kalla, lebih sulit lagi, karena memerlukan waktu puluhan tahun untuk bisa membuktikan apa yang dipikirkan dan dikerjakan adalah hal besar.
"Kalau doktor universitas, menulis teori dan kadang pembuktian prakteknya tidak sesuai dengan teori,” tutur Kalla. “Tapi Doktor Megawati hari ini mampu membuktikan keduanya. Dia memimpin partai puluhan tahun dan bisa menjadi presiden."
Kalla, yang merupakan Menteri Koordinator Perekonomian era Presiden Megawati, kemudian menceritakan soal Megawati memimpin Partai Demokrasi Indonesia hingga bermetamorfosis menjadi PDI Perjuangan. Ketika menjadi Presiden RI kelima pada periode 2001-2004, Megawati dianggap berhasil membawa Indonesia dari jurang krisis menuju lebih baik. Beberapa kebijakan Megawati dianggap tepat dalam kaitan memperbaiki Tanah Air yang masih berkabut dampak krisis di segala lini.
(Baca: 'Megawati Bukan Presiden Terbaik Dunia, tapi Presiden Wanita Terbaik di Negeri Ini')
"Pada masa 2000-2004, Indonesia masih mengalami krisis, masih ada utang banyak, pertumbuhan rendah,” katanya. “Beliau sebagai presiden waktu itu berhasil melalui tugas-tugasnya dengan baik. Secara sosial-politik, konflik-konflik yang terjadi pada masa itu merupakan yang terbanyak dalam sejarah bangsa ini. Konflik di semua bagian negeri ini, dari Papua, Ambon, Kalimantan, hingga Aceh, semua dapat selesai."
AMINUDIN A.S.