TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mengatakan akan mempelajari data Panama Papers yang dalam waktu dekat dipublikasikan International Consortium of Investigative Journalist. "Kami akan dilibatkan satgas (Satgas Pajak) fokus ke situ," ujarnya ketika dicegat wartawan di kompleks Istana Negara, Rabu, 27 April 2016.
Rencananya, firma hukum asal Panama, Mossack Fonseca, akan mempublikasikan dokumen Panama Papers pada 9 Mei mendatang pada pukul 14.00 WIB. Ini merupakan dokumen yang berisi data rahasia perusahaan-perusahaan offshore di 21 negara suaka pajak serta orang-orang di belakangnya.
Sejak dirilis pada awal April lalu, bocornya dokumen itu memaksa beberapa tokoh, termasuk Perdana Menteri Islandia, mundur dari jabatannya. Dokumen itu juga membuat puluhan pejabat dan politikus, seperti Perdana Menteri Inggris David Cameron, menjelaskan keterlibatannya dalam Panama Papers.
Di Indonesia, terdapat beberapa pejabat yang disebut dalam Panama Papers. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Harry Azhar Aziz tercatat memiliki perusahaan yang bernama Sheng Yue International Limited. Nama Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan juga tertera sebagai Direktur Mayfair International Limited.
Prasetyo melanjutkan bahwa data Panama Papers yang dipublikasikan nanti harus dipilah dan diverifikasi lebih dulu. Hal itu dilakukan mengingat beberapa data di dalamnya masih berupa data awal, bahkan tak mencantumkan keterangan transaksi.
"Jadi saya sendiri belum tahu arahnya nanti bagaimana (setelah data Panama Papers terbuka). Nanti kita lihat seperti apa," tuturnya. Juru bicara Presiden Joko Widodo, Johan Budi, mengatakan tak menampik kemungkinan perkara Panama Papers dibahas dalam Satgas Tax Amnesty.
ISTMAN MP