TEMPO.CO, Kendari - Salah seorang warga Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, menjadi korban penyanderaan kelompok radikal Abu Sayyaf di Filipina. Warga itu bernama Suryansah, yang beralamat di Jalan Ade Nasution Perumahan Bukit Kartika, Kelurahan Watubangga, Kecamatan Baruga.
Isteri Suryansah, Idawati, mengakui kaget mengetahui suaminya turut menjadi sandera kelompok Abu Sayyaf. Dia tak memiliki firasat suamiya saat ini berada dalam tangan kelompok radikal.
“Saya nonton di TV, memang ada warga negara Indonesia yang disandera, tapi saya tidak mengira suamiku juga ikut disandera,” kata Idawati dengan suara terisak saat ditemui di rumahnya, Rabu sore, 30 Maret 2016.
Idawati menjelaskan, sebulan yang lalu masih berkomunikasi dengan suaminya. Dirinya mengira suaminya itu saat ini masih bekerja sebagai tekhnisi kapal di Kalimantan. Saat menelpon, Suryansah menanyakan kabar dirinya dan kedua anak mereka. “Dia juga kasitahu mengirim uang untuk kebutuhan keluarga,” ujarnya.
Idawati menuturkan, sulitnya kondisi perekonomian membuat suaminya memutuskan bekerja di sebuah perusahaan kapal pengangkut batu bara di Kalimantan Selatan. Sudah lima bulan dia bekerja di daerah itu.
Idawati hanya bisa berharap suaminya bisa segera dilepaskan dan selamat bersama tawanan lainya. Dia pun meminta pemerintah bisa segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan suaminya bersama sembilan rekan Suryansah lainnya.
Suryansah dan Idawati memiliki dua orang anak, yakni Adnansyah berumur 8 tahun dan Bebyansayh berumur 5 tahun.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor Kendari, Ajun Komisaris Besar Ilham Saparona, belum bisa memastikan Suryansah yang menjadi tawanan kelompok Abu Sayyaf merupakan warga Kendari. Dia belum menerima informasi resmi ihwal kebenaran warga Kendari yang turut menjadi korban. “Itu urusan Kementerian Luar Negeri,” ucapnya.
Ilham mengatakan, jika memang benar dan ada surat perintah untuk pengamanan atau lainnya, pihaknya langsung melaksanakannya.
Sebanyak 10 WNI disandera kelompok radikal Abu Sayyaf sejak Sabtu, 26 Maret 2016 lalu. Kelompok Abu Sayyaf membajak kapal Tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 yang membawa 7 ribu ton batu bara dan 10 ABK. Penyanderaan terjadi saat kapal dalam perjalanan mengangkut batu bara dari Sungai Puting, Kalimanatan Selatan, menuju Batangas, Filipina Selatan.
ROSNIAWANTY FIKRI