TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Golkar yang juga pendiri Freedom Institute, Rizal Mallarangeng, mengatakan pembangunan gedung perpustakaan Dewan Perwakilan Rakyat adalah ide yang diusulkannya bersama sejumlah budayawan. Menurut Rizal, ada sembilan budayawan yang ikut mendukung ide itu.
Rizal pun yakin gagasan pembangunan perpustakaan DPR bakal terwujud karena ia dekat dengan Ketua DPR Ade Komaruddin. "Saya dan Ade sesama aktivis mahasiswa. Hubungan ini peluang yang sangat bagus untuk menyampaikan ide pembuatan perpustakaan," katanya saat dihubungi pada Selasa, 29 Maret 2016.
Menurut Rizal, sejak mahasiswa Ade mendukung pentingnya pengembangan ilmu pengetahuan. "Kalau Pak Setnov (Ketua DPR terdahulu), tidak paham. Padahal sudah kami usulkan," katanya. Menurut Rizal, ide pembangunan perpustakaan sudah dilontarkan sejak beberapa waktu lalu, tapi tak pernah dieksekusi.
Rizal pun mengatakan idenya didukung oleh ketersediaan anggaran. Rizal tahu bahwa ada anggaran sekitar Rp 500 miliar yang bisa digunakan untuk membangun perpustakaan DPR. "Kami tahu dana itu walau saat ini menjadi pro dan kontra," katanya.
Rizal yang juga Direktur Eksekutif Freedom Institute mengatakan ingin perpustakaan DPR itu senyaman perpustakaan Freedom Institute yang pernah berdiri di Jalan Proklamasi, Jakarta.
Menurut Rizal, perpustakaan DPR bisa menjadi perpustakaan terbaik dan terbesar se-Asia Tenggara. Perpustakaan itu pun bisa menjadi salah satu simbol yang membanggakan Indonesia, khususnya Ibu Kota Jakarta. Rizal menyarankan perpustakaan itu kelak tidak hanya digunakan untuk anggota DPR, tapi juga masyarakat umum. "Perpustakaan itu juga bisa menjadi pusat ilmu pengetahuan dan simbol komitmen kreativitas bangsa Indonesia," katanya.
Rizal meyakini, dengan adanya perpustakaan DPR, masyarakat akan merasa lebih nyaman dalam membaca di perpustakaan. Ia tidak yakin kenyamanan itu bisa didapat masyarakat bila pergi ke Perpustakaan Nasional. "Lihat saja, sudah banyak orang yang tidak mau pergi ke Perpustakaan Nasional saat ini," katanya.
Rencana pembangunan perpustakaan ini menjadi sorotan karena menelan anggaran lebih dari Rp 500 miliar. Proyek ini bagian dari pembangunan gedung baru DPR. Walau tak disetujui anggota DPR lainnya, Ketua DPR Ade Komaruddin berkukuh mengegolkan proyek tersebut.
MITRA TARIGAN