TEMPO.CO, Padang - Aidil, 55 tahun, dan istrinya Asmizar, 53 tahun, orang tua dari Wendi Rakhadian, salah satu awal Kapal Brahma 12, yang diduga dibajak kelompok Abu Sayyaf di Filipina pada Sabtu kemarin terus menunggu kabar nasib anaknya.
"Kami terus mencoba menghubungi Wendi. Tapi tidak aktif," ujar Aidil, di rumahnya di Jalan M. Hatta, Kuranji Padang, Sumatera Barat, Selasa 29 Maret 2016.
Aidil mengaku baru mengetahui anaknya menjadi korban perompakan sejak Ahad kemarin. Mereka diberitahu perusahaan pemilik kapal. Sejak itu, Aidil berulang kali menhubungi anaknya, namun telepon seluler Wendi tidak aktif.
Menurut Aidil, keluarga terakhir kali berkomunikasi dengan Wendi pada Rabu pekan lalu. Saat itu, Wendi mengaku tengah berada di perairan Malaysia menuju Filipina. Dalam perbincangan itu, Wendi tak banyak bercerita, hanya memastikan jika kondisinya sehat.
Wendi mulai bekerja di kapal sejak tujuh bulan yang lalu. Tepatnya setelah Lebaran Idul Fitri tahun 2015. Ia juga berniat untuk pulang ke Padang bulan Mei 2016 ini.
Saat ini, keluarga hanya mendapatkan informasi dari pihak perusahaan, termasuk para perompak yang meminta uang tebusan mencapai Rp 14 miliar. Perusahaan juga memberitahukan anaknya dalam keadaan sehat.
Ibu Wendi, Asmizar, berharap pemerintah dan perusahaan kapal segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan anaknya dan seluruh awak kapal. "Selamatkan anak kami!" ujar Asmizar.
ANDRI EL FARUQI