TEMPO.CO, Subang - Musibah banjir mulai melanda wilayah Pantai Utara (Pantura) Subang, Jawa Barat. Sedikitnya 50 rumah di Desa Mulyasari, Kecamatan Pamanukan, terendam air setinggi sekitar 50 sentimeter.
Berdasarkan pantaun Tempo, Rabu, 2 Maret 2016, puluhan rumah milik warga di dua dusun yang terendam banjir tersebut berada di tubir Kali Sema, anak sungai Cipunagara yang meluap akibat hujan deras sepanjang tiga hari terakhir.
Meski kebanjiran, warga masih tenang dan tetap beraktivitas seperti biasa. Mereka mengaku, sudah terbiasa dengan kondisi tersebut di saat puncak musim hujan. "Kami masih tetap aman dan bisa melakukan kegiatan seperti biasa," kata seorang warga Desa Mulyasari, Parman.
Menurut Parman, debit air yang meredam rumahnya masih datang dan pergi. "Artinya, malam hingga pagi banjir, tapi siangnya sudah surut lagi," katanya. Parman akan mengungsi ke tempat penampungan yang sudah disiapkan pemerintah jika rendaman banjir benar-benar sudah mencapai puncaknya. "Biasanya kami mengungsi ke komplek Islamic Center," katanya menjelaskan.
Kepala Seksi Bantuan Bencana Dinas Sosial Tito Purwanto mengatakan 50 rumah warga yang sudah terendam banjir berada di Dusun Kedunggede Hilir dan Kedunggede Kidul. "Kondisinya masih dinilai aman. Sebab, sergapan banjirnya pun masih fluktuatif," ujar Tito. Namun, menurut Tito, dia telah menyalurkan bantuan berupa mi instan, lauk-pauk, dan paket makanan siap saji.
Camat Pamanukan Bambang Edi Purwanto mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pihak Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Kabupaten Subang buat mengantisipasi banjir susulan yang lebih besar.
"Terutama soal penunjukan lokasi evakuasi, proses evakuasi, dan dapur umum selama tanggap darurat," kata Bambang. Ia mengungkapkan, banjir besar dengan luasan rendaman yang lebih luas di daerahnya terjadi jika hujan di wilayah selatan, tengah, dan Pantura terjadi sepanjang tiga hari berturut-turut.
NANANG SUTISNA