TEMPO.CO, Probolinggo - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mendeteksi penurunan aktivitas vulkanis Gunung Bromo sejak dua pekan terakhir ini. "Aktivitas Bromo tidak tiba-tiba menurun, tapi sudah hampir dua minggu cenderung menurun secara perlahan," kata Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Hendra Gunawan kepada Tempo, Selasa, 23 Februari 2016.
Hendra menjelaskan, penurunan aktivitas itu terlihat semakin jelas dalam dua hari terakhir hingga Senin kemarin, 22 Februari 2015. "Dan dua hari terakhir ini penurunannya semakin jelas (baik amplitudo tremor maupun tinggi kolom asap)," ujarnya.
Kendati demikian, status aktivitas vulkanis Gunung Bromo masih tetap pada level siaga atau level III hingga Selasa pagi ini. Data dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Bromo menunjukkan ihwal penurunan aktivitas vulkanis tersebut berdasarkan pengamatan secara visual serta kegempaannya. Sejak Senin kemarin, secara visual tinggi kolom asap berkisar 100-400 meter dari puncak kawah Bromo.
Adapun berdasarkan pengamatan kegempaan, sejak Senin kemarin, 22 Februari, hingga Selasa pagi, 23 Februari 2016, tremor amplitudo 1-2 milimeter hingga 1-5 milimeter yang dominan pada angka 1-2 milimeter.
Terkait dengan kecenderungan menurunnya aktivitas Bromo ini dibenarkan pula oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo Digdoyo Djamaluddin. "Seperti tinggal asapnya yang keluar," tutur Digdoyo, yang biasa disapa Yoyo.
Dia berharap penurunan aktivitas tersebut terus stabil. Ihwal tren penurunan aktivitas Bromo ini, kata Yoyo, belum bisa mendongkrak kunjungan wisata. "Belum terasa ada kenaikan kunjungan wisata ke Bromo," ucap Yoyo. Dia juga mengatakan akan menggelar pertemuan dengan sejumlah pemilik hotel dan restoran di kawasan Bromo untuk membicarakan tren penurunan aktivitas Bromo ini.
DAVID PRIYASIDHARTA