Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rawan Terjerat Hukum, Kepala Desa Ini Minta Raskin Dihapus

Editor

Grace gandhi

image-gnews
Beras untuk orang miskin. Tempo/Andri Prasetyo
Beras untuk orang miskin. Tempo/Andri Prasetyo
Iklan

TEMPO.CO, Sumenep - Darussalam, 35 tahun, Kepala Desa Masalima, Kecamatan Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, meminta pemerintah menghapus program bantuan beras untuk keluarga tidak mampu. Alumnus IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta ini menilai program raskin rawan membuat kepala desa terjerat perkara hukum.

Dia mencontohkan dalam aturan disebutkan penyaluran raskin harus tepat sasaran. Raskin harus diberikan kepada rumah tangga sasaran yang ada daftar penerima raskin yang dikeluarkan pemerintah pusat.

Menurut Darussalam, aturan ini sulit diterapkan karena data penerima raskin yang dikeluarkan pemerintah pusat tidak akurat. Di Desa Masalima, data penerima raskin 337 keluarga. Sedangkan hasil pendataan dari rumah ke rumah yang dilakukan kepala dusun mendapati jumlah warga tidak mampu sebanyak 1.500 keluarga.

"Data ini sudah dimasukkan data sensus BPS, tapi kok tidak dipakai, masih pakai data lama," kata Darussalam, Kamis, 11 Februari 2016.

Timpangnya data penerima ini, menurut Darussalam, menyulitkan kepala desa mematuhi aturan. Jika beras diberikan hanya kepada warga yang terdata, maka warga miskin yang tidak terdata akan protes. Untuk menghindari protes lebih jauh dari warga, Darussalam mengaku terpaksa membagi rata raskin tersebut. "Masih ada satu RT yang belum kebagian," ujar Darussalam.

Selain masalah data yang tidak valid, penebusan raskin juga menjadi beban bagi kepala desa. Untuk penebusan termin ke 3 serta bantuan raskin ke 13 dan 14, Darussalam mengaku harus berutang sebanyak 48 juta untuk menebus rakin. Dia terpaksa berutang karena Pemerintah Daerah Sumenep tidak mau menalangi dana tebusan raskin.

"Pemda mengharuskan kami bayar dimuka, mau tidak mau harus ngutang, uangnya saya setor ke Sekcam Masalembu," terang dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Darussalam menambahkan hampir sebulan sejak uang tebusan disetor, jatah raskin belum juga turun. Tidak hanya di Desa Masalima tapi juga desa lain di Kabupaten Sumenep. "Sampai sekarang tidak ada penjelasan kenapa tidak turun, saya pusing karena uangnya hasil ngutang," ungkap dia.

Soal belum turunnya raskin, Sekertaris Daerah Kabupaten Sumenep, Hadi Soetarto membenarkan. Namun, menurut Hadi, hambatan penebusan raskin bukan dari Pemkab Sumenep. "Masalahnya di Bulog, raskin urusannya Bulog," kata dia.

Tidak dijelaskan apa pasal yang jadi hambatan. Namun menurut Hadi, Pemkab Sumenep yang diwakili Kepala Bagian Perekonomian pernah diundang ke Kementerian Sosial untuk membahas hambatan penyaluran raskin dan Jumat pekan ini kembali diundang untuk membahas raskin dengan Bulog Jawa Timur. "Soal uang tebusan itu juga urusannya dengan Bulog," ujar Hadi.

MUSTHOFA BISRI


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Soal Hilirisasi, Prabowo Pamerkan Kebijakan Jokowi hingga Dampaknya ke BLT, Raskin dan BPJS

17 Desember 2023

Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menyalami anaknya Didit Prabowo saat hadir dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Gerindra di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat, 15 Desember 2023. Partai Gerindra menggelar konsolidasi internal partai jelang Pemilu 2024 membahas strategi pemenangan Prabowo-Gibran di pilpres serta pemenangan Partai Gerindra di Pileg. TEMPO/M Taufan Rengganis
Soal Hilirisasi, Prabowo Pamerkan Kebijakan Jokowi hingga Dampaknya ke BLT, Raskin dan BPJS

Capres Prabowo Subianto berbicara panjang lebar soal kebijakan hilirisasi sumber daya alam yang diinisiasi oleh Presiden Jokowi.


Dijuluki sebagai Kampung Pengemis, Warga di 4 Daerah ini Mayoritas Meminta-minta

14 Agustus 2023

Ilustrasi pengemis. newsgram.com
Dijuluki sebagai Kampung Pengemis, Warga di 4 Daerah ini Mayoritas Meminta-minta

Kampung pengemis adalah julukan untuk menyebut suatu daerah yang mayoritas penduduknya mengemis. Baik itu yang miskin atau berkecukupan.


Kadar Oksigen Tinggi, Pulau Giliyang di Sumenep Jadi Destinasi Wisata Kesehatan

8 Juli 2023

Pulau Giliyang, Sumenep. Foto : Kab. Sumenep
Kadar Oksigen Tinggi, Pulau Giliyang di Sumenep Jadi Destinasi Wisata Kesehatan

Wisatawan membanjiri Pulau Giliyang di Kabupaten Sumenep karena memiliki kadar oksigen di atas rata-rata sehingga menjadi destinasi wisata kesehatan.


Sandiaga Uno Ingin Rebranding Pariwisata Sumenep: Islami, Indonesiawi, Madurawi

3 April 2022

Sandiaga Uno dalam salah satu videonya. Foto: Instagram @sandiuno.
Sandiaga Uno Ingin Rebranding Pariwisata Sumenep: Islami, Indonesiawi, Madurawi

Sandiaga Uno memaparkan destinasi wisata menarik di Kabupaten Sumenep. Mulai dari wisata alam, wisata religi, wisata sejarah, hingga ekonomi kreatif.


Wisata ke Sumenep Tak Perlu Uang Tunai, Pakai Kartu Wisata

6 Maret 2020

Seorang  wisatawan berjalan menyusuri pasir putih di Pantai Slopeng yang berada di Kecamatan Dasuk, Sumenep, Madura.  Jika datang pada akhir pekan dan hari libur, pengunjung bisa menikmati pantai dengan menunggang kuda di sepanjang pantai berpasir putih. Tempo/Rully Kesuma
Wisata ke Sumenep Tak Perlu Uang Tunai, Pakai Kartu Wisata

Kartu Wisata Berlangganan dibuat bersama Bank Jatim, BRI, dan beberapa bank yang memiliki kantor cabang di Kabupaten Sumenep.


Soroti Program KJP, Dewan Sebut Kriteria Miskin Belum Jelas

7 Desember 2019

Suasana antrian ratusan pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang hendak berbelanja di Jakgrosir, Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu, 6 Juni 2018. TEMPO/Adam Prireza
Soroti Program KJP, Dewan Sebut Kriteria Miskin Belum Jelas

Komisi E DPRD DKI menyatakan kriteria miskin di Jakarta belum jelas, terkait program KJP dan raskin.


Didukung Mensos, Bulog Siapkan 700.000 Ton Beras untuk BPNT

2 Juli 2019

Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, melakukan kunjungan kerja terkait pelaksanaan bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan non Tunai (BPNT), di daerah Boyolali, Jawa Tengah, Jumat, 1 Februari 2019. (dok Kemensos)
Didukung Mensos, Bulog Siapkan 700.000 Ton Beras untuk BPNT

Bulog sudah menyiapkan stok 700 ribu ton beras untuk layanan BPNT periode Juni- Desember 2019.


Bulog Lepas 50 Ribu Ton Beras Tak Layak Konsumsi dari Gudang

2 Juli 2019

Stok beras di gudang Bulog Jakarta.(dok.Kementan)
Bulog Lepas 50 Ribu Ton Beras Tak Layak Konsumsi dari Gudang

Kondisi beras Bulog itu sudah rusak dan tidak bisa dikonsumsi lagi karena disimpan terlalu lama.


Gempa Sumenep, Jumlah Korban Luka Bertambah Jadi 6 Orang

14 Juni 2018

Kondisi bangunan atau rumah yang runtuh akibat Gempa berkekuatan 4,8 Skala Richter yang mengguncang Sumenep, Jawa Timur pada Rabu malam, 13 Juni 2018. Dok. BNPB
Gempa Sumenep, Jumlah Korban Luka Bertambah Jadi 6 Orang

Jumlah korban gempa akibat gempa Sumenep pada Rabu malam bertambah. BNPB masih terus melakukan pendataan.


Gempa Sumenep, BPBD Siapkan Bantuan Sembako dan Selimut

14 Juni 2018

Beberapa rumah yang terdampak gempa di Sumenep meliputi rumah warga roboh yang tersebar di kec.manding, Kec.Dasuk dan Kec.batuh putih. Sumber : Pusdalops BPBD Kab. Sumenep
Gempa Sumenep, BPBD Siapkan Bantuan Sembako dan Selimut

Gempa Sumenep terjadi pada Rabu malam, 13 Juni pukul 20.06 WIB dengan kekuatan 4,8 SR.